TEMPO.CO, Jakarta – Raja Thailand telah menandatangani undang-undang tentang pernikahan sesama jenis, Royal Gazette melaporkan pada Selasa. Hal ini menjadikan Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara dan terbesar di Asia yang mengakui kesetaraan pernikahan.
Raja Maha Vajiralongkorn memberikan persetujuan kerajaan terhadap undang-undang baru tersebut, yang disahkan oleh parlemen pada bulan Juni, dan akan mulai berlaku dalam 120 hari – yang berarti pernikahan pertama diharapkan terjadi pada Januari 2025.
Setelah Taiwan dan Nepal, Thailand adalah negara ketiga di Asia yang mengizinkan pasangan sesama jenis menikah.
Undang-undang perkawinan sekarang menggunakan istilah-istilah yang netral gender, bukan “laki-laki”, “perempuan”, “suami”, dan “istri”, dan juga memberikan hak adopsi dan warisan kepada pasangan sesama jenis.
Persetujuan resmi raja menandai berakhirnya kampanye bertahun-tahun dan upaya yang gagal untuk mengesahkan undang-undang kesetaraan pernikahan.
Thailand telah lama memiliki reputasi internasional dalam hal toleransi terhadap komunitas LGBTQ, dan jajak pendapat media lokal menunjukkan dukungan publik yang kuat terhadap pernikahan yang setara.
Namun, sebagian besar wilayah kekaisaran yang mayoritas beragama Buddha masih mempertahankan nilai-nilai tradisional dan konservatif. Kelompok LGBTQ mengatakan mereka masih menghadapi hambatan dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak tahun 2001, ketika Belanda menjadi negara pertama yang merayakan pernikahan sesama jenis, lebih dari 30 negara di seluruh dunia telah melegalkan pernikahan bagi semua orang.
Mahkamah Agung India menunda keputusan mengenai masalah ini tahun lalu, dan Mahkamah Agung Hong Kong menolak perjuangan jangka panjang untuk memberikan hak penuh atas pernikahan sesama jenis.
Aktivis Thailand telah mendorong hak pernikahan sesama jenis selama lebih dari satu dekade. Namun di negara yang politiknya sering terkena dampak kudeta dan protes jalanan, perjuangan mereka tidak membuahkan hasil.
Aktivis LGBTQ menggelar drag show di Bangkok pada hari Jumat untuk merayakan kemajuan dan menunjukkan antusiasme mereka terhadap penegakan hukum.
Apiwat Apiwatsayree, seorang tokoh terkenal di komunitas LGBTQ Thailand, dan pasangannya Sappanyoo Panatkool, yang telah bersama selama 17 tahun, termasuk di antara mereka yang menunggu undang-undang tersebut disetujui agar mereka akhirnya bisa menikah.
“Kami sudah menunggu lama,” kata Apiot, 49 tahun. Setelah undang-undang ini menjadi undang-undang, kami akan mendaftarkan pernikahan kami.
Undang-undang tersebut diperkenalkan melalui Parlemen oleh mantan Perdana Menteri Saritha Thaosin, yang merupakan pendukung vokal komunitas LGBTQ.
Dia menjadikan kesetaraan pernikahan sebagai isu utama dan mengatakan kepada wartawan tahun lalu bahwa dia yakin perubahan tersebut akan memperkuat struktur keluarga.
Sreetha digulingkan atas perintah pengadilan dalam kasus etika pada bulan Agustus dan digantikan oleh Patongtern Shinawatra, putri mantan perdana menteri kontroversial Thaksin Shinawatra.
Tip Editor: Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis
Saluran Berita
Sebuah bandara di India menerima pesan tersebut melalui media sosial.
Jaipur menawarkan perpaduan harmonis antara tradisi dan modernitas. Dengan arsitekturnya yang megah, sejarah yang kaya, dan berbagai atraksi budaya, kota ini menarik wisatawan dari seluruh dunia. Baca selengkapnya
Dari informasi yang diterima, kuat dugaan Robin menjadi korban TPPO, kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Indramayu. Baca selengkapnya
Temukan daftar hotel, restoran, dan tempat wisata muslim di Hong Kong. Baca selengkapnya
Selain menyediakan ruangan yang tenang, banyak restoran ramah muslim yang kini buka penuh di kawasan Hong Kong Disneyland.
Lima pendaki asal Rusia ditemukan tewas di Gunung Dhaulagiri, berikut faktanya. Baca selengkapnya
Musisi Thailand Phum Viphurit telah merilis karya instrumental terbarunya Balter Baby yang dirilis pada awal Oktober 2024. Baca selengkapnya
Masyarakat Florida di Amerika Serikat masih berusaha pulih dari Badai Milton. Sebelumnya, Topan Kirthon melanda Taiwan. Baca selengkapnya
Kawasan Kowloon khususnya Tsim Sha Tsui menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan muslim untuk mencari makanan halal di Hong Kong. Baca selengkapnya
Salah satu daya tarik utama kereta gantung Ngong Ping 360 adalah pemandangan yang bervariasi setelah 25 menit perjalanan di permukaan Hong Kong. Baca selengkapnya