TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengumumkan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi militer di seperempat wilayah selatan Lebanon. Israel melancarkan serangan di wilayah tersebut dua minggu lalu.

Melaporkan kepada Reuters, direktur badan pengungsi PBB untuk Timur Tengah, Rema Jamous Imseis, mengatakan bahwa perintah baru Israel untuk mengevakuasi 20 desa di Lebanon selatan berarti bahwa sekarang lebih dari 25 persen negara tersebut terkena dampaknya.

“Masyarakat mengindahkan seruan untuk mengungsi dan menyelamatkan diri tanpa membawa apa-apa,” kata Rema di Jenewa, Selasa, 15 Oktober 2025.

Pemerintah Lebanon mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 2.309 orang dalam setahun terakhir. Selain itu, lebih dari 1,2 juta orang terpaksa mengungsi.

Sebagian besar korban tewas sejak akhir September ketika Israel memperluas kampanye militernya. Jumlah korban termasuk warga sipil dan kombatan.

Di sisi lain, pemerintah Israel menyebut sekitar 50 warganya, baik tentara maupun warga sipil, tewas dalam konflik tersebut.

Israel mengatakan operasinya di Lebanon bertujuan untuk mengamankan kembalinya puluhan ribu penduduknya yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Israel utara akibat serangan Hizbullah.

Israel memperluas kampanye pengebomannya di Lebanon pada Senin pekan ini, menewaskan sedikitnya 22 orang dalam serangan udara di utara. Serangan itu dilakukan di sebuah rumah tempat orang-orang buangan mencari perlindungan dari serangan Israel di Lebanon selatan.

Juru bicara hak asasi manusia PBB Jeremy Laurence juga menyoroti serangan hari Senin itu. Daerah penyerangan meliputi wilayah Aitou yang penduduknya mayoritas beragama Kristen.

Yang kami dengar adalah di antara 22 orang yang meninggal, terdapat 12 perempuan dan dua anak, kata Jeremy, menurut Reuters.

Jeremy mengatakan serangan itu menghantam gedung apartemen berlantai empat. Dia juga menyerukan penyelidikan atas serangan itu.

“Mengingat faktor-faktor ini, kami memiliki keprihatinan nyata terhadap hukum humaniter internasional (IHL), hukum perang dan prinsip-prinsip perbedaan dan proporsionalitas,” katanya.

Tim penyelamat masih mengevakuasi jenazah dari reruntuhan Aito hingga saat ini. Sebelumnya, salah satu serangan utama juga terjadi terhadap keluarga pengungsi awal bulan ini di kota Ain Deleb, Lebanon selatan, menewaskan lebih dari 30 orang.

Pilihan Editor: Dengan menyerang UNIFIL di Lebanon, Israel mulai kehilangan dukungan dari Eropa

Reuters

Hizbullah telah mengkonfirmasi bahwa calon pemimpinnya Hashem Safieddine telah terbunuh. Baca selengkapnya

Yahya Sinwar menolak meninggalkan Gaza karena ingin meningkatkan perlawanan militer terhadap Israel. Baca selengkapnya

Seorang mantan jenderal Israel yang menyerukan segera diakhirinya perang di Gaza karena empat alasan yang disebabkan oleh fenomena sosial dan ekonomi. Baca selengkapnya

Kepala Pentagon mengatakan dia tidak melihat tanda-tanda bunker Hizbullah yang penuh dengan emas dan uang tunai di bawah rumah sakit diserang oleh Israel. Baca selengkapnya

Pemimpin Hizbullah yang belum disebutkan namanya, salah satu calon penerus Hassan Nasrallah, Hashem Safieddine, dilacak dan kemudian dibunuh oleh Israel. Baca selengkapnya

Hizbullah kembali menyerang Israel. Kali ini sasarannya adalah markas badan intelijen Israel di Tel Aviv. Baca selengkapnya

Shirel Golan, 22, penyintas serangan 7 Oktober 2023, bunuh diri setelah menderita gangguan stres pascatrauma. Baca selengkapnya

Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun pada tahun 2011 dengan sumbangan dari Indonesia senilai US$9 juta. Baca selengkapnya

Israel mengepung rumah sakit Indonesia dan membakarnya, UNRWA menyerukan Israel untuk memberikan akses kepada tim penyelamat

Serangan drone Hizbullah menghantam rumah musim panas Netanyahu di Israel utara. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *