TEMPO.CO, Jakarta – Kota-kota besar disebut-sebut bukan tempat yang cocok bagi penderita asma. Penyebabnya tentu saja polusi udara yang tinggi dan kualitas udara yang buruk, serta berbagai faktor pemicu lainnya.
“Lingkungan sosial, ekonomi, dan tidak sehat berperan dalam penderita asma,” Kenneth Mendez, presiden dan CEO Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), mengatakan kepada Fox News Digital.
Faktor risiko asma meliputi kualitas udara, kemiskinan, akses ke dokter spesialis, perokok berat, dan penggunaan narkoba. Berikut enam tips bagi penderita asma yang tinggal di kota besar atau di lingkungan yang mempengaruhi penyakitnya.
Selalu ikuti aturan Bagi penderita asma yang tinggal di lingkungan menantang, selalu ikuti aturan dan informasi tentang pengobatan, cara mengatasi gejala asma parah dan apa yang harus dilakukan jika perlu ke IGD.
Vaksinasi yang direkomendasikan: Mendez merekomendasikan agar penderita mendapatkan suntikan untuk melawan infeksi saluran pernafasan, seperti influenza, Covid-19, RSV dan pneumonia, untuk membantu mengendalikan gejala asma.
Kelola Alergi dan Kualitas Udara Dalam Ruangan “Kita menghabiskan 90 persen waktu kita di dalam ruangan, jadi penting untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan,” saran Mendez.
Ikuti protokol untuk melindungi terhadap infeksi, termasuk memakai masker di tempat ramai, mencuci tangan dengan benar, dan menghindari kontak dengan orang sakit.
Jalani gaya hidup sehat Istirahat yang cukup, minum banyak air dan makan makanan sehat dapat membantu mengendalikan asma, menurut AAAA.
“Ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat membantu mencegah risiko serangan asma sehingga Anda bisa lebih siap menghadapi hidup dengan penyakit paru-paru kronis ini. Bicaralah dengan staf medis Anda untuk menentukan langkah pengobatan terbaik,” kata Mendez.
Pilihan Editor: Berbagai pemicu asma yang tidak terduga, mulai dari sosis hingga menangis
Meski banyak orang yang mengenal asma sebagai salah satu jenis penyakit, namun sebenarnya terdapat berbagai jenis asma dengan pemicu dan gejala yang berbeda-beda. Baca selengkapnya
Bagi Anda yang menyukai hewan peliharaan namun memiliki alergi. Berikut cara mengatasi alergi tersebut. Baca selengkapnya
PPOK merupakan penyakit peradangan paru kronis yang menyebabkan terhambatnya aliran udara di paru-paru. Inilah sebabnya mengapa penyanyi Sinead O’Connor meninggal. Baca selengkapnya
Debu berasal dari tanah kering dan cuaca panas. Meski terkesan sepele, namun partikel kecil tersebut bisa menyebabkan berbagai masalah paru-paru. Baca selengkapnya
Anda mungkin berpikir bahwa pemicu asma hanya udara, debu, kontaminasi hewan, polusi, asap rokok atau serbuk sari dan Anda tidak berpikir bahwa masih banyak pemicu lainnya. Baca selengkapnya
Dokter menepis beberapa mitos seputar pneumonia, termasuk mitos yang berkaitan dengan kebiasaan tidur di lantai dan memasang ventilator menghadap tubuh. Baca selengkapnya
Batuk yang terus menerus terjadi pada malam hari dan mengganggu tidur merupakan hal yang mengganggu bagi Anda dan orang lain. Berikut berbagai pemicunya. Baca selengkapnya
Dokter anak menjelaskan perbedaan batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TB) dan perlu dipahami orang tua. Baca selengkapnya
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, permohonan pengobatan yang diajukan pilot pesawat Susi Philip Mark Mehrtens sudah diajukan. Baca selengkapnya
Gejala penyakit paru-paru popcorn sering kali muncul 2 hingga 8 minggu setelah sakit atau terpapar bahan kimia berbahaya. Baca selengkapnya