JAKARTA – Jam tangan yang dikenakan Asisten Jaksa Agung (Zampidasas) Direktur Penyidikan (Dirdik) Kejaksaan Agung (Kezagung) tindak pidana khusus, saat konferensi pers penangkapan mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (Kezagung). ). Tom Lembong) menjadi pusat perhatian netizen beberapa hari lalu. Pasalnya, netizen mengungkap harga jam tangan mahal Kohar ini lebih dari 500 juta rubel.
Selain itu, kepemilikan jam tangan tersebut tidak tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN) Abdul Kori. Kejaksaan juga memanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut jam tangan Abdul Kori.
Diketahui sebelumnya, KPK melalui Asisten Pencegahan dan Pengawasan Pehla Nainggolan mengungkapkan pihaknya akan memeriksa kesesuaian aset tersebut dengan LHKPN Abdul Kori.
Komisi antirasuah juga mengindikasikan kemungkinan meminta penjelasan dari Kohr terkait kepemilikan jam tangan mewah tersebut. “Kalau KPK mengusut, silakan dilakukan,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harley Siregar, Kamis (7/11/2024).
Saat dimintai klarifikasi dari Kejaksaan Agung, Hurley menanyakan apa yang perlu dicermati. Sebab menurutnya, Abdul Kohr sudah menjelaskannya beberapa waktu lalu.
– Apa yang ingin kamu baca? – Sudah kujelaskan, katanya.
Sebelumnya, Abdul Kor mengaku belum mengetahui merek jam tangannya yang kini ramai diperbincangkan publik. Ia mengaku diberi jam tangan seharga 40 GEL sejak tahun lalu.
“Wah, saya belum tahu mereknya apa, saya tanya Pak Dyrdik merek apa? Saya tidak tahu, karena jujur saya baru mendengarnya 2 hari terakhir. Mengejutkan, tapi tidak apa-apa,” kata Kor kepada jaksa, ujarnya di kantor Agung, seperti dikutip, Senin (5/11/2024).
Kohr mengungkapkan bahwa dia membeli jam tangan analog di pasaran seharga $4 juta. Ia diakuisisi lima tahun sebelum menjadi Dirdik Jumpidsus. Harganya 4 juta rupiah saja, 4 juta saja sudah terlalu mahal buat saya.
Ia mengaku kaget dengan informasi yang beredar di media sosial yang membandingkan jam tangannya dengan jam tangan mahal tersebut. Beberapa juga mempertimbangkan kesamaan informasi.
“Ada yang merah lalu klepnya, klepnya bukan karet, ada apa, kulit, lalu ada harganya, ada yang bilang 850 juta rudi, ada yang bilang 1,2 miliar, ada yang 1,4, ada yang Rp. 2 miliar,” jelasnya
Dia berbicara terbuka di jejaring sosial untuk mengoreksi informasi tentang kejadian tersebut. Dia mengatakan bahwa dia membeli jam tangan di tangannya 5 tahun yang lalu di pasar.
“Saya bisa memperbaikinya. Jadi jam tangan saya itu Rp 4 juta 5 tahun yang lalu. Kalau kurang yakin, panggil ahli jam tangan, cek bersama-sama apakah benar,” tutupnya.