Jakarta – Direktorat Pendidikan Vokasi tengah melaksanakan sejumlah program unggulan untuk menunjang program pendidikan vokasi. Khususnya di sekolah kejuruan Untuk mengurangi tingkat pengangguran lulusan SMK yang dirahasiakan.
Tatan Muttakin, Pj Direktur Komisi Pendidikan Vokasi Dikatakan dalam kesempatan yang sama: Pendidikan vokasi merupakan salah satu tujuan utama RPJMN IV 2020-2024.
Menurut Tatan, Direktur Pendidikan Vokasi memiliki sejumlah program untuk mendorong pembelajaran yang baik dan relevan. Termasuk dana pendamping Pabrik Pengajaran (Tefa) dan Pusat Keunggulan yang didanai secara kompetitif
“Laporan BPS berfluktuasi namun menunjukkan penurunan yang stabil di beberapa bidang, seperti tingkat pengangguran lulusan profesi. “Ini menunjukkan dampak dari proyek-proyek tersebut,” kata Tatan saat jumpa pers, Minggu (12/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Pak Tatan juga menyoroti peluncuran Tefa yang dapat mendorong penyerapan tenaga kerja bagi lulusan vokasi.
Menurutnya, Tefa yang memungkinkan mahasiswa belajar di lingkungan yang mirip dengan lingkungan industri dari segi prosedur dan standar. Hal ini telah mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja. Terutama dalam hal soft skill. Hal ini dianggap menjadi masalah bagi lulusan.
“Berdasarkan data laporan kajian teaching factory mengenai indikator mutu pembelajaran. Setidaknya ada 11.514 SMK (84,50%) yang masuk kategori baik dan sedang,” kata Tatan.
Tatan mengatakan, jika pembelajaran atau produk Tefa berkembang menjadi lembaga pelayanan publik (BLU) seperti SMK yang menjalankan usaha hilirisasi barang dan jasa yang terintegrasi antara SMK dan DUDI, kami mendorong hal tersebut.
Ali Said, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan meski masih menghadapi beberapa tantangan, Namun indikator ketenagakerjaan lulusan pendidikan vokasi menunjukkan banyak tren positif dalam kondisi ketenagakerjaan lulusan pendidikan vokasi. Ia mengatakan, hal itu bisa dilakukan, baik di jenjang sekolah kejuruan (PTV) maupun sekolah menengah atas (SMK).
“Situasi ketenagakerjaan lulusan SMK khususnya SMK berkontribusi terhadap lapangan kerja dan pasar kerja lulusan PTV juga sangat tinggi. Dari sisi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) partisipasi alumni meningkat dari tahun 2022 hingga 2024,” kata Ali.
Sedangkan untuk Angka Pengangguran Publik (TPT) lulusan pendidikan vokasi, Ali mengatakan meski TPT lulusan pendidikan vokasi masih tergolong tinggi, namun TPT lulusan PTV tergolong rendah dan hampir sama dengan lulusan pada umumnya tingkat universitas, TPT lulusan PTV juga lebih rendah dibandingkan TPT umum (4,91%).
“Kalau melihat sebaran pengangguran menurut kualifikasi pendidikan Persentase pengangguran lulusan SMK dan SMK justru akan lebih rendah,” kata Said.