TEMPO.CO, Jakarta – Hakim Pengadilan Agama Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indriyani Nasir mengatakan, keamanan menjadi salah satu perhatian hakim perempuan. Ia pun menceritakan pengalamannya mengendalikan massa saat inspeksi lokal (pendaratan).

Indriani mengatakan, kejadian itu terjadi dua tahun lalu. Ia dan tim harus mengusut sebuah kasus di salah satu wilayah Kabupaten Bulukumba. Mobil tidak bisa maju lagi, harus masuk ke dalam, ujarnya saat berkunjung ke kantor Tempo di Palmer, Jakarta Barat, Kamis, 10 Oktober 2024.

Alhasil, kami memakai jas hujan karena cuaca. Hujan kemudian reda saat Indriyani dan tim tiba di lokasi lokasi. “Saat kami periksa kasusnya, datang massa yang semuanya membawa parang,” kata Indriyani.

Beruntung, sebelum tiba di lokasi kejadian, Indriyani mengaku sudah mendapat informasi kemungkinan terjadi kerusuhan. Jadi mereka memanggil pasukan keamanan. Jadi ini sudah diperkirakan sebelumnya, kata Indriyani. – Jika tidak, aku sudah selesai.

Katanya, masyarakat di desa itu tidak bisa ditebak. “Jadi bawa parang itu, mungkin buat dia bilang, ‘Saya tidak mengancam, hanya lewat saja.’

Menurut Indriyan, alasan seperti itu bisa saja dilontarkan oleh massa yang datang membawa parang. Tapi bagi kami melihat orang-orang bersenjata tajam di tempat seperti itu, kami merasa psikologi kami juga sama,” ujarnya.

Indriyani menilai hal seperti itu lumrah terjadi pada hakim. Tak heran, salah satu isu yang diangkat oleh Solidaritas Yudisial Indonesia (SHI) adalah isu keamanan.

SHI berpendapat bahwa diperlukan regulasi untuk menjamin keselamatan hakim. Menurut organisasi Solidaritas Yudisial Indonesia, hakim yang melaksanakan tugas publik mempunyai hak atas perlindungan dan keamanan hukum. Dengan cara ini mereka dapat bekerja tanpa rasa takut atau intimidasi.

Pilihan Redaksi: KPK rutin memeriksa rutan untuk mencegah pungutan liar dan pelanggaran lainnya

Ghazalba Saleh juga menerima bagian sebesar Rp 37 miliar dari pengacara Jaffar Abdul Ghafoor dari Neshawati untuk diadili. Baca selengkapnya

Dukungan tersebut, menurut Hashim, muncul setelah janji Prabowo menaikkan gaji dan tunjangan hakim beberapa waktu lalu. Baca selengkapnya

Hakim Nova Noviana dari Pengadilan Agama Bantaeng Sulawesi Selatan mengatakan hakim tidak hanya bekerja di ruang sidang. Baca selengkapnya

Seorang hakim Solidaritas Indonesia mengunjungi sejumlah LSM dan lembaga di hari terakhir libur bersama. Baca selengkapnya

Hakim yang merupakan humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengatakan, libur hakim tidak terlalu mempengaruhi persidangannya. Baca selengkapnya

Hakim Solidaritas Indonesia itu mengaku tidak mencari gaji seperti direksi Pertamina dan Bank Mandiri. Menurut dia, gaji hakim tersebut setara dengan uang saku Rafathar selama 3 hari. Baca selengkapnya.

Solidaritas Yudisial Indonesia (SHI) mengunjungi sejumlah lembaga dan media di hari keempat libur bersama. Baca selengkapnya

Karena mempunyai kewenangan memutus perkara, maka hakim dianggap sebagai “wakil Tuhan” dan diberi gelar “Yang Mulia”. Baca selengkapnya

Mahfood mengatakan Mahkamah Agung harus berjuang untuk menaikkan gaji hakim. Baca selengkapnya

Komisi Yudisial menilai status hakim saat ini belum jelas, meski berstatus PNS namun diatur dalam UU ASN. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *