JAKARTA – Wakil Ketua Umum Jokowi Mania (Joman) San Salvatore menilai Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tidak terlibat kasus perjudian online di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Para Komdigi hanya memanfaatkan aturan yang dikeluarkan oleh Jokowi.

“Yang perlu kita pahami, perjudian online saat ini sedang dalam proses hukum. Nanti akan ditetapkan lagi bahwa itu semua partisipasi dan kemudian akan dipertanyakan seolah-olah itu salah presiden. Benar-benar tidak relevan,” kata San kepada iNews, Rabu (1/1/2025).

Menurut yayasan tersebut, oknum pegawai Comdigy dan pihak lain mengambil keuntungan dari perjudian online dengan menggunakan peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi saat itu.

“Salah Presiden kalau skema ini dibuat untuk kepentingan masyarakat lalu dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk kepentingan pribadinya,” ujarnya. katanya.

Yayasan menilai Jokowi tidak mendapat manfaat sedikit pun dari perjudian online. Oknum pegawai Komdig mengambil untung dari perjudian online.

“Hal-hal seperti ini perlu kita benahi dan jangan menjadikan segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan tindakan presiden seolah-olah itu adalah kesalahan fatal presiden, dan jangan lakukan itu,” ujarnya.

Semoga masyarakat berhenti mengaitkan kasus-kasus, khususnya perjudian online, dengan Jokowi. Sebab, Jokowi saat ini hanya fokus pada keluarganya.

Polda Metro Jaya diketahui telah memeriksa 26 saksi yang diduga menerima suap dari mafia saat membuka akses situs judi online yang terkait dengan pegawai Komdigi. Salah satu saksi yang diperiksa adalah mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arieh Setiadi.

Ditambah pemeriksaan Pak Budi Ari, total saksi yang diperiksa sebanyak 26 orang, kata Direskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Paul Ade Safri Simanjuntak, Jumat (20/12/2024). Kasus ini sedang diselidiki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *