Jakarta – Kecerdasan buatan (AI) berperan penting dalam mendorong keberhasilan kebijakan mineral Indonesia. Dengan menggabungkan AI dan big data, Indonesia telah mengembangkan sistem geo-informatika baru yang dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya alam. sekaligus memperkuat posisinya dalam distribusi global.

Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Binus University bertajuk ‘Analisis Big Data Kebijakan Hilir: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global’ menyoroti manfaat AI dalam mendukung diplomasi dan perencanaan ekonomi.

Alexander A.S., salah satu peneliti Universitas Binus Gunawan menjelaskan, pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan informasi material khusus seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

“Integrasi AI membantu kami memahami proses distribusi dan dampak aktivitas sosial-ekonomi penjualan secara lebih detail. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan. Namun hal ini juga meningkatkan praktik pengelolaan sumber daya,” kata Alexander.

Peta di bawah, sebuah geodashboard berbasis AI, membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral. Bagikan sumber daya di peta dan lihat tren pasar Dengan lebih dari dua dekade data manajemen Data produksi komprehensif Impor dan ekspor peta data sejak awal tahun 2000an Memberikan informasi berbasis bukti. Hal ini akan membantu mempercepat proses pengambilan keputusan di tingkat bawah.

Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, peta bawah juga dilengkapi dengan simulasi pasar, tergantung perangkatnya. Nilai tambah produk dapat dilihat di pasar dunia.

Diplomasi bawah laut Indonesia juga mendapat manfaat besar dari integrasi AI, terutama melalui eksplorasi mendalam pada peta bawah tanah. Teknologi ini membantu pemerintah memperkuat argumen mereka dalam negosiasi internasional. Berkat informasi geospasial, Indonesia akan lebih mudah menunjukkan komitmennya terhadap produksi lokal dan keberlanjutan. Hal ini berlaku dalam tantangan seperti litigasi UE di WTO mengenai pelarangan produk ekspor.

Contoh periklanan berbasis data. Jika cadangan nikel dan bauksit tersedia secara internasional. Indonesia dapat menawarkan peta distribusi dan mengkonfirmasi perkiraan pasokan. Proses ini memperkuat proses negosiasi Pemerintah dalam menentukan kebijakan ekspor dan impor.

“Menurut penelitian Binus, kebijakan diplomasi ini telah diadopsi oleh negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan. yang dimulai dengan langkah yang sama “Indonesia adalah contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat rencana dan kebijakan nasional. di tengah persaingan global” Alexander mengepalai proyek ilmu data di universitas tersebut, kata Binus.

Alexander menambahkan, manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis banyak dibicarakan di berbagai forum internasional. Salah satu contohnya adalah penelitian. ‘Kecerdasan dunia nyata’ oleh Davenport dan Ronanki, yang mengklaim bahwa AI dapat memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat.

Dengan cara ini, organisasi dapat menggunakan data secara efektif untuk meningkatkan efisiensi. Rilis media lainnya adalah laporan McKinsey ‘The State of AI in Early 2024’, yang memperkirakan lebih dari 65% organisasi di berbagai sektor akan mulai menggunakan AI untuk mendukung pengambilan keputusan.

Meski bersifat internasional Namun banyak penelitian juga menunjukkan keadaan yang sama di Indonesia. Hal ini terutama berlaku di sektor keuangan dan industri, meskipun hanya ada sedikit penelitian mengenai penggunaan AI dalam pengambilan keputusan. Namun penelitian khusus mengenai bahaya mendasar, diplomasi, dan kerangka hukum masih dibatasi.

Meskipun manfaatnya jelas, namun penggunaan AI juga menghadapi tantangan. Produksi mineral seperti nikel memerlukan teknologi canggih untuk meminimalkan limbah berbahaya. Meningkatnya penggunaan pertambangan harus diimbangi dengan regulasi dan penggunaan teknologi berkelanjutan.

“Dengan menggabungkan AI dan regulasi, kita dapat mengurangi risiko lingkungan. Pada saat yang sama, cadangan mineral dipastikan akan mendukung perkembangan perekonomian negara,” kata Alexander.

Dengan pendekatan unik yang menggabungkan teknologi, hukum, dan bisnis internasional. Indonesia berhasil mengambil kebijakan yang beradaptasi dengan energi global Menurut Binus Research, keberhasilan tersebut memberikan peluang bagi Indonesia tidak hanya menjadi pusat manufaktur global. Namun negara ini juga merupakan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

“Sementara AI adalah penggerak utama sektor mineral Indonesia agar lebih kuat menghadapi tantangan dunia. Impor dan ciptakan lapangan kerja baru” namun kelanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada keterkaitan antar teknologi. Kerjasama antar pemangku kepentingan dan kepatuhan terhadap lingkungan hidup,” ujar Alexander di akhir pemaparannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *