JAKARTA – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan memperkuat pemasaran di dalam negeri seiring dengan promosi pasar global untuk meningkatkan penjualan produk kayu yang bersertifikat Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK) Plus.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Kehutanan Dida Migfar Rida mengatakan produk kayu terbukti memiliki ketahanan yang kuat untuk menghadapi tantangan global seperti pandemi Covid-19.
“Hasil hutan mempunyai ketahanan dan terus membaik,” ujarnya membuka Workshop Peningkatan Efisiensi PBPHH dengan Memperkuat Pasar Hasil Hutan Olahan Dalam Negeri dan Ekspor, dikutip Rabu (18/12/2024).
Pada tahun 2023, ekspor produk kayu mencapai USD 12,7 miliar. Pada November 2024, ekspor produk kayu mencapai USD 11,6 miliar dan diperkirakan akan mencapai rekor tahun lalu.
Dida mengingatkan pentingnya mengamankan pasar produk kayu di dalam negeri selain menyasar pasar ekspor. Ia mengatakan, pemerintah akan terus menggalakkan penggunaan produk kayu yang memiliki sertifikat SVLK plus di dalam negeri.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Ristianto Pribadi mengungkapkan, SiHutanku.id, sistem informasi yang menyatukan seluruh sistem informasi dalam pengelolaan hutan lestari, diluncurkan untuk memperkuat pasar dalam negeri. Layanan pemasaran produk kayu bersertifikat SVLK tersedia di Sihutanku.id. “Masyarakat dapat mengakses Sihutanku untuk mendapatkan produk kayu yang bersertifikat SVLK,” kata Ristianto.
Selain itu, juga terdapat e-katalog sektor kehutanan yang memudahkan akses pasar dalam negeri untuk pengadaan barang pemerintah bagi badan usaha, industri kehutanan, termasuk MIME.
Tito mengatakan pengusaha harus melihat pasar dalam negeri karena potensinya besar. Buktinya, sekitar 16.000 dokumen impor produk kayu yang diproses Kementerian Kehutanan. Jadi, kita harus menyeimbangkan pasar ekspor dan dalam negeri, ujarnya.
Tito melanjutkan, dengan berkembangnya pasar di dalam dan luar negeri, ia berharap investasi di industri perkayuan semakin tumbuh untuk mendukung misi Presiden Prabow Subianto di Asta Cita.
Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Kehutanan Indonesia (FKMPI) Indroyono Soesilo mengatakan, untuk mendorong industri kehutanan perlu menyiapkan prasyarat yang menjamin kelestarian bahan baku. Diantaranya adalah intensifikasi hutan tanaman. “Produktivitas alami hutan juga dapat ditingkatkan dengan penerapan silvikultur intensif,” ujarnya.
Indroyono juga menyampaikan pentingnya pengalokasian bahan baku untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah. Ia mengatakan, ekspor kayu gergajian berharga bisa dibuka sesuai kebutuhan dalam negeri.
“Kalau batu bara ada DMO (Domestic Market Obligation), seharusnya bisa juga untuk produk kayu. Selama ada data, kebutuhan bahan baku dalam negeri bisa terpenuhi. Sisanya bisa diekspor dalam bentuk high-end. menghargai produk,” ujarnya.