JAKARTA – Data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat mencatatkan level indeks sebesar 315.493 pada November 2024, meningkat 2,7% dari sebelumnya 2,6% pada Oktober. Angka tersebut menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa yang biasa digunakan masyarakat. Kenaikan ini juga merupakan salah satu hal yang bisa terjadi dalam 25 basis poin yang diputuskan tingkat suku bunganya oleh Federal Reserve pada pertemuan FOMC berikutnya.
Selain itu, dampak positif dari data ini mulai terlihat di pasar aset kripto. Bitcoin (BTC), yang dulunya bergejolak, juga menunjukkan pemulihan yang luar biasa. Harga Bitcoin meningkat 2,6% menjadi sekitar USD 100.000. Altcoin teratas seperti Ethereum mengalami kenaikan harga sebesar 7,2% dalam 24 jam, XRP sebesar 4,7%, dan Solana sebesar 5,2%.
Kenaikan harga Bitcoin dibarengi dengan Fear and Greed Index pasar kripto yang berada pada angka 76 dari 100, menandakan masih didominasinya perasaan “keserakahan” atau optimisme yang kuat. Jika tren ini terus berlanjut, kemungkinan Bitcoin akan menembus level psikologis di atas USD 104.000, melampaui rekor tertingginya yang tercatat pada minggu lalu.
Perkembangan ini menunjukkan bagaimana tren ekonomi global berdampak signifikan terhadap pasar kripto. Dengan prospek suku bunga rendah dan pertumbuhan pasar yang positif, Bitcoin dan aset kripto lainnya memiliki peluang bagus untuk terus naik dalam beberapa minggu ke depan.
“Data CPI yang sesuai ekspektasi memberikan angin segar bagi pasar, termasuk aset kripto. Selain itu, optimisme terhadap kebijakan suku bunga dari Federal Reserve dapat menjadi faktor pendorong pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya. di masa depan,” katanya. CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangannya, Jumat (13/12/2024).
Menurut Oscar, kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini menunjukkan meningkatnya minat institusi. “Investor institusi mulai memahami peran Bitcoin dalam portofolio mereka, yang mengindikasikan perubahan sikap di pasar keuangan tradisional,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kripto. “Semakin banyak orang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, tingkat adopsi akan meningkat secara alami,” jelasnya.
Dia mencatat penurunan suku bunga The Fed dapat membantu kebangkitan aset berisiko seperti Bitcoin. Dengan meningkatnya likuiditas di pasar, Bitcoin memiliki peluang bagus untuk terus meningkat. Selain itu, Indeks Ketakutan dan Keserakahan, yang saat ini berada di angka 76, mungkin merupakan indikator yang baik.
“Perasaan keserakahan di pasar menunjukkan adanya harapan dari investor, namun kita harus selalu mewaspadai ketidakstabilan pasar yang dapat mempengaruhi kekuatan pasar, karena semakin pasar semakin percaya diri maka semakin banyak masyarakat yang mengambil tindakan. untuk menjualnya. , ”sarannya.
Ia juga menekankan peran teknologi blockchain sebagai daya tarik utama. “Keamanan dan transparansi yang diberikan oleh blockchain akan menjadi penting di saat ketidakpastian ekonomi global,” kata Oscar.
Melihat prospek masa depan, Oscar percaya bahwa Bitcoin memiliki peluang bagus untuk mencapai level baru. “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap stabil, Bitcoin bisa mencetak rekor tertinggi baru,” ujarnya.
Oscar menutupnya dengan menekankan pentingnya prinsip suportif. “Regulasi yang jelas dan efektif dapat menciptakan ekosistem yang sehat bagi pertumbuhan sumber daya digital di Indonesia dan dunia,” tutupnya.