TEMPO.CO, Jakarta – Penyelundupan BBL atau benih rajungan transparan semakin marak terjadi di perairan perbatasan Batam, Kepulauan Riau. Dalam waktu kurang dari seminggu, dua kasus penyelundupan ratusan ribu benih rajungan berhasil digagalkan aparat pemerintah.

Baru-baru ini, Bea Cukai Batam mencegat penyelundupan 266.600 ekor benih rajungan transparan dengan nilai total Rp 26,9 miliar. Namun berbeda dari biasanya, kali ini 6 pelaku kejahatan berhasil ditangkap.

Operasi penangkapan para penyelundup tersebut dimulai pada Sabtu, 12 Oktober 2024 menyusul adanya laporan masyarakat mengenai aktivitas perahu motor. Setelah dilacak, perahu tersebut berada di Pulau Pengusaha, Batam.

Berdasarkan temuan tersebut, dilakukan pengejaran ke arah Pulau Numbing, Kabupaten Bintan, kata Kepala Kantor Bea Cukai Umum Batam Zaki Firmansyah saat konferensi pers di Batam, Minggu, 13 Oktober 2024.

Pengejaran yang dilakukan Tim Patroli Gabungan BC Batam memakan waktu cukup lama. Kapal penyelundup melarikan diri dari Pulau Pengusaha ke Pulau Numbing. “Kami menduga tujuan kapal ini adalah Tanjung Pengalih Malaysia, setelah itu benih lobster dipindahkan ke kapal lain untuk dikirim ke Singapura,” ujarnya. Zaki menduga selepas keluar dari Singapura, benih lobster tersebut akan dikirim ke Vietnam, negara budidaya kepiting.

Pengejaran petugas British Columbia kemudian menyudutkan pelaku hingga terjebak di speedboat di Pulau Coyo, Bintan. Seperti biasa, para penjahat lari ke darat, meninggalkan perahu dengan catatan dan benih kepiting.

Namun, setelah mengevaluasi beberapa kasus baru-baru ini, Bea dan Cukai membuat strategi penyergapan yang lebih komprehensif yang tidak hanya melibatkan barang bukti dan perahu motor, tetapi juga menangkap 6 penjahat yang melarikan diri.

Hasil pemeriksaan muatan kapal cepat tersebut menunjukkan benih rajungan sebanyak 53 dus, benih rajungan transparan sebanyak 266.600 ekor, plastik berisi 261.000 benih rajungan jenis pasir sebanyak 1.305 karung, dan 28 kantong plastik berisi 5.600 spesies. mutiara,” ujarnya. Penyelundupan BBL marak terjadi

Setidaknya ada empat fakta terkait penyelundupan BBL di Batam yang terungkap dalam beberapa bulan terakhir. Kecuali penangkapan yang dilakukan pada Minggu, 13 Oktober 2024, hampir seluruh kasus pelaku berhasil melarikan diri.

Tiga hari sebelum penangkapan yang dilakukan BC Batam, KKP PSDK juga menggagalkan penyelundupan BBL di Pulau Bulan Batam. Sebanyak 88.200 bibit rajungan transparan (BBL) dengan nilai total Rp 13,3 miliar berhasil diserahkan. Sayangnya pelaku kejadian berhasil melarikan diri, karena hari sudah malam sehingga petugas PSDKP kesulitan mengejarnya.

Sebelumnya, pada 2 September 2024, tim gabungan PSDKP dan bea cukai menggagalkan penyelundupan 795.500 bibit rajungan senilai Rp90 miliar. Nilai ini cukup besar. Pelaku juga melarikan diri saat membangun speedboat di Pulau Pankang, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Begitu pula pada 22 Agustus 2024, dilakukan operasi dengan bukti 177.300 bibit kanker. Pelaku kabur saat kapalnya kandas di Pulau Paku, Batam.

Pilihan Editor: Mafia Penyelundupan Benih Lobster, PKC: Coba tanyakan pada pihak berwenang

Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani mengatakan Singapura merupakan negara dengan penanaman modal asing terbesar di Indonesia

Putra bungsu mantan Lee Kuan Yew mengungkapkan bahwa dia ingin menghancurkan rumah warisan keluarganya setelah kematian kakak laki-lakinya Lee Wei Ling Reid

Dewas KPK belum memeriksa Alexander Marwata terkait pertemuan dengan Petugas Bea dan Cukai Eko Darmanto. Baca selengkapnya

Shri Mulyani memiliki reputasi yang baik sebagai menteri namun memiliki beberapa kelemahan dalam pengendalian pajak dan bea cukai

Baca daftar lengkap alasan mengapa pasir laut Indonesia bagus untuk Singapura

Hujan deras yang terjadi hari ini, Senin 14 Oktober 2024 menyebabkan banjir di berbagai wilayah Kota Batam. Baca selengkapnya

Singapura adalah salah satu pasar pasir laut terbesar. Sejak tahun 1960, luas wilayah negara ini telah meningkat hampir 20 persen, dari 581,5 kilometer persegi menjadi 725,7 kilometer persegi pada tahun 2019. Baca selengkapnya

KKP akan melakukan pemantauan di perairan Batam setelah dua kapal berbendera Singapura kedapatan mengumpulkan pasir laut secara ilegal. Baca selengkapnya

PKC menghentikan operasi dua kapal keruk berbendera Singapura yang kedapatan mencuri pasir laut di Kepulauan Riau. Baca selengkapnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membantu pembangunan Indonesia ke depan. Caranya adalah dengan menahan bajak laut tersebut agar Indonesia diperlakukan dengan hormat. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *