BERLIN: Taleb Jawad al-Abdulmohsen, seorang murtad dan ateis dari Arab Saudi, telah ditangkap oleh polisi Jerman sehubungan dengan penembakan tersebut. Ditangkap dalam serangan mobil di pasar Natal di Magdeburg, Jerman pada Jumat malam.
Lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka ketika Taleb menabrak mobil Natal dengan BMW hitam sewaan.
Karena latar belakang pagannya, Talp dikaitkan dengan organisasi ateis di Jerman bernama Atheist Relief.
Organisasi tersebut segera mengatakan bahwa Taleb bukan bagian dari mereka dan mengklaim bahwa Arab Saudi telah membuat beberapa tuduhan dan klaim terhadap organisasi tersebut dan mantan anggotanya, yang mereka sebut tidak benar.
Awalnya, organisasi tersebut mengatakan pihaknya berencana bekerja sama untuk memfasilitasi bantuan bagi pengungsi yang tidak percaya pada Arab Saudi. Namun kerjasama ini gagal.
“Kami jauh dari dia,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan di situsnya, menambahkan bahwa anggota kelompok bantuan pengungsi Atheis telah mengajukan tuntutan pidana pada tahun 2019 setelah “fitnah dan penyerangan.”
Tip Pengungsi Non-Iman
Bantuan kepada pengungsi yang belum beriman, yang dalam bahasa Jerman berarti Säkulture Flüchtlingshilfe e. V. adalah sebuah LSM yang didirikan di Cologne, Jerman pada tahun 2017 untuk melindungi hak asasi manusia (SDM) orang yang murtad dan tidak beriman.
Anggota dewan termasuk Rana Ahmad, Mahmudul Haque Munshi, dan Stefan Paintner. Kelompok dan asosiasi serupa dibentuk di Munich pada tahun 2019, di Austria pada tahun 2019, di Hamburg pada tahun 2019, di Stuttgart pada tahun 2020 dan di Swiss pada tahun 2020.
Atheist Refugee Relief melaporkan bahwa kisah pribadi Rana Ahmad saat melarikan diri dari Arab Saudi ke Jerman pada tahun 2015 mengilhami pembentukan organisasi bantuan dan jaringan dukungan yang lebih luas.
Yayasan Giordano Bruno memberikan hibah awal sebesar អឺ 10,000 untuk mendirikan organisasi tersebut.
Pada bulan November 2017, bantuan bagi pengungsi non-religius ditetapkan dan dipublikasikan pada peringatan 10 tahun Dewan Pusat Mantan Muslim di Cologne.
Pada tahun 2020, dewan ateis akan terdiri dari Rana Ahmad (dari Arab Saudi), Mahmudul Haque Munshi (dari Bangladesh) dan Stefan Paintner (dari Jerman).
Pengungsi dan aktivis lain yang tergabung dalam kelompok tersebut antara lain Amed Sherwan dan Worood Zuhair dari Irak, Mina Ahadi Mohamad Hosein Tavasolli Farid Mahnad dan Sina Nasiri dari Iran, Yahya Ekhou dari Mauritania Muhammad Ajeef dan Alia Khannum dari Pakistan. Arab Saudi Abdulrahman Akkad dari Suriah.
Di Jerman, organisasi-organisasi memberikan bantuan praktis kepada pengungsi melalui kerja sama dengan pihak berwenang, dokter, dan pengacara.
Organisasi ini juga membantu pengungsi non-religius dengan akses terhadap kursus bahasa dan integrasi yang sesuai atau terapi fisik dan psikologis setelah pelanggaran hak asasi manusia.
Bantuan kepada pengungsi yang tidak beragama selalu berhubungan dengan politisi dan otoritas negara Jerman. Di tanah air kaum pagan, organisasi kemanusiaan memberikan bantuan darurat pada saat krisis kepada individu dan kelompok.
Dinyatakan bahwa di 13 negara di dunia (Afghanistan, Iran, Yaman, Malaysia, Maladewa, Mauritania, Nigeria, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, Sudan dan Uni Emirat Arab), hak asasi manusia, kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah hak asasi manusia. dikenakan hukuman mati.
Selain itu, kata dia, hukuman penjara bisa dijalani di lebih dari 40 negara.
Pemerintah Jerman telah mengeluarkan sejumlah pernyataan mengenai bantuan kepada pengungsi non-agama dan menerbitkannya di situs web organisasi, termasuk Bärbel Kofler, perwakilan pemerintah federal untuk hak asasi manusia dan bantuan kemanusiaan, di Kementerian Luar Negeri Federal. Michael Blume, perwakilan pemerintah negara bagian Baden-Württemberg menentang anti-Semitisme; Serap Güler, Sekretaris Negara untuk Anak-anak, Keluarga Pengungsi dan Integrasi, Rhine-Westphalia Utara, dan Doris Schröder-Köpf, Komisaris Negara untuk Migrasi dan Lower Saxony.