JAKARTA – Erwin Aksa, anggota XI. Komisi DPR, bertemu langsung dengan warga RW 10 Cengkareng Barat dan RW 16 Kapuk di Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pihaknya berkomitmen untuk mendorong pengembangan industri berkualitas tinggi, meningkatkan daya saing tenaga kerja, dan mempercepat pembangunan perumahan di Jakarta.

Ia menyoroti perbedaan antara Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di kawasan industri seperti Bekasi dan Karawang.

“Saat ini UMP DKI Jakarta yang sebesar Rp5.067.381 lebih rendah dibandingkan Kota Bekasi yang mencapai Rp5.343.430, dan Kabupaten Karawang sebesar Rp5.257.834. Hal ini karena terdapat banyak industri kelas atas yang tumbuh di kawasan ini dan dapat menawarkan gaji yang lebih baik. “Sekarang biaya hidup di Jakarta cukup tinggi, hal ini juga kita lakukan untuk mendorong investasi di sektor industri yang bernilai tambah guna menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” kata Erwin, Rabu (18/12/2024).

Menurutnya, Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri bernilai tambah tinggi, seperti manufaktur teknologi dan pabrik telepon seluler, yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja di Jakarta.

Selain itu, Erwin menekankan pentingnya mendukung program pembangunan perumahan rakyat yang menjadi prioritas pemerintah pusat.

“Pemerintahan Pak Prabowo fokus pada target membangun 3 juta rumah per tahun. Hal ini perlu dimulai di kota-kota besar seperti Jakarta. Banyak barang-barang bangunan yang diawetkan dari zaman Belanda yang dapat digunakan untuk pembangunan perumahan. Pemprov DKI sejauh ini sudah banyak membangun perumahan, namun tidak bisa mengelolanya sendirian. “Kami membutuhkan kerja sama dari pemerintah pusat dan dukungan keuangan dari bank-bank lokal,” katanya.

Kebijakan ini penting untuk menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan dengan kepadatan tinggi.

Di bidang ketenagakerjaan, Erwin juga menekankan pentingnya mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing di pasar global melalui pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BLK). Tujuan utamanya adalah menguasai bahasa asing seperti Inggris, Cina, dan Arab.

“Negara-negara seperti Jepang membutuhkan banyak pekerja karena populasinya semakin menua. Indonesia memiliki angkatan kerja dalam usia kerja, namun kita perlu membekali mereka dengan bahasa asing agar bisa bersaing.” Jangan sampai kita kalah dengan Filipina yang sudah melakukan hal tersebut. “Kita sudah berinvestasi dalam pendidikan bahasa Inggris,” kata Erwin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *