TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Kamis, 10 Oktober 2024 menangkap dua kapal asal China yang diduga mengambil pasir laut ilegal di perairan Batam, Kepulauan Riau.
Berdasarkan video yang diperoleh Tempo, dua kapal yang diamankan KKP yakni Yang Cheng 6 Treetown Imo 83533245 dan Zusun 9 yang disita di perairan Karimun.
Menanggapi konfirmasi tersebut, Juru Bicara KKP Wahyu Muryadi menjelaskan, kapal asal China tersebut berlayar menuju Singapura dan dioperasikan oleh perusahaan Malaysia.
“Kapal itu buatan China yang perusahaannya ada di Malaysia,” ujarnya saat dihubungi melalui aplikasi pesan, Kamis, 10 Oktober 2024.
Dalam video tersebut juga dijelaskan bahwa kapal jenis Yang Cheng 6 mampu mengangkut pasir laut hingga 10 ribu ton. Kapal itu berbobot 8 ribu ton. Membawa pasir laut 10 ribu metrik ton. Tidak ada dokumen di kapal. Ilegal, kata Wahyu.
Kerugian negara sebesar Rp233 miliar
Pencurian pasir dari laut telah merugikan negara lebih dari Rp 223 miliar. Jadi total kerugian yang dialami negara kita tahun ini Rp 223 miliar, kalau 10 kapal bisa berlipat lagi, kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut dan Maritim (PKRL) KKP Kementerian Kelautan dan Perikanan. . ) Victor Gustaaf Manoppo di Batam, Kepulauan Riau, Kamis 10 Oktober 2024.
Kapal MV YC 6 berukuran 8.012 gross tonnage (GT) dan MV ZS 9 berukuran 8.559 GT merupakan kapal jenis kapal keruk yang misinya mengambil pasir dari laut atau dikenal dengan kapal keruk jenis TSHD.
Tim membantah tuduhan bahwa mereka telah mencuri pasir
Awak kapal Yang Cheng 6 membantah tuduhan mencuri pasir dari perairan Indonesia. Nakhoda kapal, Tias, menjelaskan, kapalnya mengangkut pasir yang diambil dari perairan Muar di Malaysia yang menuju Singapura. Menurut Tias, aturan pelayaran mengharuskan kapal melalui rangkaian TSS (Traffic Separation Scheme) yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan risiko tabrakan antar kapal.
Jalur TSS ini terletak di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Tias membenarkan, kapal MC Yang Cheng 6 tidak pernah memasuki perairan Indonesia. Tidak (masuk Indonesia), kita harus di jalur itu (TSS), tidak boleh melewati garis itu, kata Tias dalam jumpa pers di atas kapal, Kamis, 10 Oktober 2024.
Saat melintasi jalur TSS, perahu mereka berpapasan dengan perahu Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono yang hendak menuju Pulau Nipah, salah satu pulau paling terpencil di Kepulauan Riau. “Dia baru saja ketemu menteri, jadi (diselidiki),” kata Tias yang mengaku warga negara Malaysia dan tidak mau wajahnya direkam atau difoto.
Posisi di kapal
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengundang tim media yang berada di kapal MV Yang Cheng 6 untuk konferensi pers mengenai publikasi kasus ini. Pantauan Tempo, palka kapal dipenuhi pasir laut. Berdasarkan kajian KKP, kapal keruk raksasa ini mampu mengangkut pasir laut sebanyak 10.000 meter kubik.
Selain mengambil barang bukti kapal dan pasir laut, KKP juga menemukan 16 anak buah kapal (ABK) di kapal Yang Cheng 6, termasuk seorang juru masak.
Awak kapal terdiri dari satu warga negara Malaysia (kapten), dua warga negara Indonesia, dan 13 warga negara Tiongkok. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers di atas kapal, Kamis pekan lalu.
PUJIAN SUKMA KANTHI | M.RAIHAN MUZZAKI | YOGI EKA SAPUTRA Pilihan Redaksi: Demo KKP Masyarakat Pesisir Soal Pasir Pasir, Menteri Wahyu Trenggono Tekankan Manfaatnya Bagi Negara
Polres Batam belum bisa memastikan penyebab kebakaran pria tersebut dan diduga ponselnya dikenai biaya karena tidak dilaporkan ke polisi. Baca selengkapnya
Polisi punya bukti untuk memperjelas kabar viral tersebut dan menyebut pemuda itu tidak tertembak karena ponselnya meledak. Baca selengkapnya
Berkaca dari kasus Batam, TIC memperingatkan kemungkinan terjadinya kebakaran pada ponsel jika ada masalah pada baterai atau pengisian daya. Baca selengkapnya
Diduga keenam penyelundup benih lobster bening itu menyiapkan sendiri tanpa membawa paspor dan tanda pengenal. Baca selengkapnya
Staf Khusus KKP Doni Ismanto mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan instansi pemerintah untuk memperkuat perairan laut setelah dua kapal berbendera Singapura kedapatan menambang pasir laut secara ilegal di perairan Batam.
Alasan pasir laut Indonesia bermanfaat bagi Singapura Baca selengkapnya
Hujan deras yang terjadi hari ini, Senin 14 Oktober 2024, menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Batam. Baca selengkapnya
Singapura adalah salah satu pasar pasir laut terbesar. Sejak tahun 1960, luas negara meningkat sekitar 20 persen, dari 581,5 km² menjadi 725,7 km² pada tahun 2019, Baca selengkapnya
KKP akan menyelidiki di perairan Batam setelah dua kapal berbendera Singapura kedapatan mengumpulkan pasir dari laut secara ilegal. Baca selengkapnya
Kapal cepat penyelundup benih lobster kandas di Pulau Joyo dan masyarakat mengungsi ke daratan. Benih lobster dibawa ke Vietnam. Baca selengkapnya