TEMPO.CO, Jakarta – Anda mungkin salah satu orang yang sering mengecek profil media sosial Anda dan membayangkan apa yang orang lain pikirkan tentang Anda. Menurut penulis dan psikoterapis Eloise Skinner, banyak orang yang pernah mengalami fenomena ini. Alasannya terbilang sederhana, karena kita ingin mengetahui lebih banyak tentang diri kita sendiri.

“Keinginan untuk memahami keadaan kita sudah tertanam dalam pikiran selama bertahun-tahun,” jelas pakar kesehatan mental tersebut kepada Daily Mail.

Salah satu cara untuk memahami diri sendiri adalah melalui pendapat orang lain melalui media sosial. Kita ingin diterima oleh orang lain, termasuk media sosial.

“Ini adalah upaya untuk meningkatkan status sosial kita, meningkatkan penerimaan kita dan menciptakan citra positif, yang merupakan bagian dari mekanisme kita sebagai manusia beradaptasi dengan lingkungan kita,” kata psikolog Joe Mallett.

Ini berbahaya, dan bahkan melihat media sosial orang lain adalah cara untuk mengendalikan persepsi orang terhadap mereka. Bagi sebagian orang, pengejaran adalah sumber kesempurnaan. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan rasa tidak aman tentang kepribadian kita, penampilan kita di mata orang lain, apa yang harus kita bebankan, dan apa yang perlu kita tingkatkan.

“Selalu ada kekhawatiran besar tentang bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain,” katanya.

Bagi sebagian orang, mungkin tidak berbahaya. Namun bagi sebagian lainnya, ini adalah kebiasaan yang berbahaya.

“Saat kami mengunggah sesuatu, kami divalidasi oleh respons yang kami dapatkan, dan itu meningkatkan hormon dopamin,” tambah Mallett.

Pilihan Editor: Psikolog: Orang tua harus meluangkan waktu untuk merawat anak-anak mereka bahkan ketika mereka sedang bekerja.

Meskipun jejaring sosial mempunyai dampak positif, namun dapat menimbulkan masalah serius di berbagai bidang kesehatan anak. Coba perhatikan tanda-tanda berikut ini. Baca selengkapnya

Sejak diluncurkan, Threads dan X telah menarik perhatian banyak pengguna media sosial

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Raaka periode 2024-2029 di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen besok. Baca selengkapnya

Post power syndrome merupakan suatu kondisi psikologis yang dialami oleh orang-orang yang kehilangan kedudukan atau kekuasaan. Baca selengkapnya

Di Amerika, banyak orang yang menggunakan badai untuk membuat konten. menimbulkan risiko tambahan bagi penyelamat. Baca selengkapnya

Banyak cerita positif yang beredar di media sosial untuk memperbaiki citra Jokowi. Baca selengkapnya

Meta memiliki beberapa aplikasi media sosial populer yang digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi tetapi juga untuk berbagi berbagai jenis konten

Facebook, media sosial ini telah berkembang pesat sejak diluncurkan pada tahun 2004

Penting bagi pengguna untuk menggunakan media sosial dengan bijak untuk menghindari dampak negatif seperti kecanduan dan penyebaran informasi palsu. Baca selengkapnya

Tempo mencermati cara kerja Jokowi dan pejabat di sekitarnya untuk membangun citra positif. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *