TEMPO.CO, Jakarta – Rencana penggantian sebagian batu bara dengan biomassa pada pembangkit listrik (kogenerasi) dinilai memiliki potensi besar untuk diterapkan di Indonesia, khususnya pohon indigofera. Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, program ini juga dapat memperluas potensi lahan kering dengan menanam tanaman seperti indigofera. Tanaman ini tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, namun juga memiliki sejarah panjang sebagai pewarna alami di Indonesia.
Dikutip dari Antara, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendukung pemanfaatan energi bersih dengan memperkuat masyarakat di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia di Tasikmalaya,. Kamis mengatakan, konsolidasi tersebut merupakan bagian dari upaya PLN untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat konversi energi melalui konsumsi. Biomassa merupakan bahan bakar tambahan (co-fuel) bagi PLTU sekaligus meningkatkan kesejahteraan. Dari masyarakat sekitar “PT PLN EPI sebagai bagian dari rencana PLN untuk mengurangi emisi dengan cara beton yaitu menggunakan biomassa sebagai pengganti batu bara di PLTU”. Iwan Agung Firstantara.
Menurut website dispertan.bantenprov.go, tanaman indigofera sudah lama dikenal di Indonesia. Sumber terpercaya menyebutkan Indigofera dibawa ke Indonesia oleh orang Eropa sekitar tahun 1900 dan kini terus berkembang. Tumbuhan ini mempunyai nama lain dalam bahasa Jawa yang berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang menyebutnya Taram, Nila, Indra dan Tom. Di Jawa Barat, tanaman yang dikenal dengan nama tarom ini sudah lama digunakan sebagai pewarna kain.
Temukan 3 kelas Indigofera
Terdapat sekitar 700 spesies Indigofera yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa spesies yang paling umum adalah Indigofera spicata, Indigofera stragalina, Indigofera tinctoria dan Indigofera natalensis. Setiap spesies mempunyai ciri khasnya masing-masing, namun umumnya tumbuhan digunakan sebagai pakan ternak atau sebagai pewarna alami.
Selain jenisnya, Indigofera juga diklasifikasikan berdasarkan kualitas hasil dan kandungan nutrisinya. Pada kualitas pertama, tanaman dipanen untuk diambil daun tehnya dengan kandungan protein tertinggi yaitu 31%.
Daun ini dipanen setiap bulan dan baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Kualitas kedua adalah penghilangan daun dan batang kecil dari tanaman yang kandungan proteinnya sedikit lebih rendah, sekitar 26-27 persen.
Spesies ini masih memberikan manfaat yang signifikan sebagai pakan ternak. Kualitas ketiga yang dipanen setiap dua bulan sekali meliputi pemanenan daun dan batang, namun dengan kandungan protein lebih rendah yaitu 20%. Meski kandungan proteinnya lebih rendah, kualitas ini tetap bermanfaat dalam produksi pakan skala besar.
Khasiat dan Khasiat Indigofera
Indigofera merupakan tanaman herbal yang dikenal sebagai pakan ternak berkualitas tinggi. Batangnya berukuran sedang namun mempunyai keunggulan pada daunnya yang sangat tebal sehingga mempunyai kemampuan menghasilkan daun yang lebih banyak.
Selain kandungan nutrisinya yang tinggi, Indigofera juga mempunyai keunggulan sebagai pakan ternak yang ekonomis. Tanaman ini dapat sangat mengurangi biaya pakan ternak. Dari satu hektar Indigofera, petani bisa memberi makan sekitar 10 ekor sapi, namun jika yang digunakan hanya rumput, biasanya satu hektar cukup untuk satu ekor sapi. Hal ini menunjukkan bahwa Indigofera lebih efektif dan produktif dibandingkan pangan lainnya.
Menanam Indigofera Karena banyaknya kelebihan yang dimilikinya, semakin banyak orang yang tertarik untuk menanam tanaman ini. Selain itu tanaman indigofera atau nila dapat tumbuh di daerah mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut.
Selama tanaman mendapat sinar matahari yang cukup, indigofera dapat tumbuh besar, berdaun lebat, dan berbunga melimpah.
Untuk tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan polibag dengan diameter minimal 8 sampai 10 cm. Polybag diisi dengan campuran tanah subur dan pupuk. Jika menggunakan bibit hasil stek, bibit bisa langsung ditanam di polibag.
Jika Anda memilih menggunakan benih untuk menanam indigofera, pilihlah benih yang sudah tua dan rendam dalam air dingin selama 12 jam. Benih yang terapung dibuang karena kualitasnya buruk. Tiap polybag bisa menampung 4 sampai 5 tablet ANANDA RIDHO SULISTYA | Di antara
Pilihan Penulis: 6 Fakta Menarik Tanaman Indofera Penyerap Biomassa
Penduduk Florida kini bersiap menghadapi Badai Milton, yang kekuatannya diyakini menyebabkan tanah longsor.
Komunitas Poco Leok mengalami kekerasan fisik saat protes proyek pemanasan global pada 2 Oktober 2024. Baca selengkapnya
PLN merespons bentrokan kembali antara aparat gabungan dan masyarakat adat Poco Leok pada 2 Oktober 2024. Baca selengkapnya
Seorang jurnalis yang merupakan pemimpin redaksi Floresa juga ditangkap dan disiksa, dan isi ponselnya digeledah saat meliput protes masyarakat adat di Poco Leok. Baca selengkapnya
Berikan contoh sumber daya alam yang tidak terbarukan agar Anda bisa lebih pintar memanfaatkannya setiap hari. Baca selengkapnya
Puluhan masyarakat adat dan seorang jurnalis disebut-sebut menjadi korban penggunaan kekerasan berlebihan yang dilakukan pihak berwenang. Sebelum pelantikan Jokowi di Jakarta? Baca selengkapnya
PT PLN (Persero) siap mendukung perayaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024 di Solo, Jawa Tengah. Baca selengkapnya
Para pendukung anti-tambang memprotes peraturan pemerintah yang mengizinkan penambangan untuk organisasi keagamaan karena dianggap berbahaya bagi masyarakat sekitar. Baca selengkapnya
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk merekrut 3 posisi. Lokasi di luar Pulau Jawa. Baca selengkapnya
Indigofera digunakan sebagai alternatif biomassa yang ramah lingkungan, berikut beberapa fakta khusus tentang indigofera Baca Selengkapnya