TEMPO.CO, Jakarta – Negara-negara anggota ASEAN akan menggelar pertemuan puncak di Laos pada pekan ini. Perang saudara di Myanmar dan meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan akan menjadi pusat pembahasan. Untuk pertama kalinya sejak didirikan pada tahun 1967, 10 negara anggota ASEAN menghadapi ketegangan politik dan struktur kompleks yang memerlukan kerja sama ekstensif di sektor pemeliharaan perdamaian.

Negara-negara anggota ASEAN saat ini frustrasi karena Myanmar tidak menerapkan konsensus 5 poin untuk mengakhiri gejolak politik akibat kudeta militer. Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah sulit secara tepat waktu dapat mencerminkan perbedaan yang kuat di antara anggota ASEAN.

“Isu sengketa Laut Cina Selatan dan krisis politik di Myanmar merupakan ujian besar bagi relevansi ASEAN,” kata Marty dalam wawancara dengan Reuters.

ASEAN mencoba menjalin perdamaian untuk Myanmar melalui 5 Poin Konsensus atau 5 Pihak pada April 2021. Perjanjian yang ditolak oleh ASEAN terjadi beberapa bulan setelah militer Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih.

Setelah perjanjian 5PC selesai, kekerasan justru meningkat dengan munculnya gerakan perlawanan yang beraliansi dengan beberapa kelompok etnis pemberontak untuk menggulingkan militer Myanmar di berbagai wilayah.

Duliapak Precharush, sarjana yang mempelajari Asia Tenggara di Universitas Thammasat, Thailand, mengatakan ASEAN di bawah kepemimpinan Laos telah mengambil pendekatan yang berbeda dari yang sebelumnya dilakukan Indonesia dan gagal membawa perdamaian ke Myanmar. Laos menciptakan lebih banyak ruang dan lebih sedikit tekanan terhadap militer Myanmar.

Militer Myanmar tidak mau membuka pintu dialog dengan lawan-lawannya dan malah menyebut mereka teroris yang merusak negara. Sementara itu, ASEAN melarang para jenderal penting pemerintah Myanmar menghadiri serangkaian KTT ASEAN sampai mereka memenuhi komitmen rencana perdamaian yang telah disusun dan disepakati sebelumnya.

Pada Senin, 7 Oktober 2024, Perdana Menteri Thailand Patongtaran Shinawatra mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Malaysia menggunakan saluran diplomatik untuk menyelesaikan konflik politik di Myanmar dan menekankan apa yang dapat dibangun kembali oleh ASEAN

Sumber: Reuters

Pilihan Editor: Banjir bandang di Bangladesh, 5 orang tewas dan 100 orang terdampar

Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News, klik di sini

Laos merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang masuk dalam daftar Best Travel 2025 versi Lonely Planet.

Pertumbuhan listrik ASEAN yang mencapai 3,6 persen pada tahun lalu masih bergantung pada bahan bakar fosil. Transisi ke energi terbarukan perlu dipercepat. Baca selengkapnya

Tidak hanya Adolf Hitler dan Joseph Stalin, ada banyak diktator brutal yang hampir tidak diketahui oleh siapa pun di dunia. siapa pun? Baca selengkapnya

Kementerian Luar Negeri telah membebaskan 12 WNI yang diduga ditahan di zona konflik Myawaddy, Myanmar. Baca selengkapnya

Arsjad Rasjid mengatakan kedatangannya pada KTT ASEAN 2024 di Laos mewakili Indonesia di Dewan Bisnis ASEAN. Baca selengkapnya

Uni Eropa dan ASEAN menandatangani perjanjian kerja sama dalam penanggulangan bencana. Baca selengkapnya

ASEAN sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Pengembangan Rencana Strategis Implementasi Visi Komunitas ASEAN 2045. Baca selengkapnya

Alasan mengapa deklarasi akhir KTT Asia Timur tidak diadopsi adalah karena Rusia mengatakan pihaknya berusaha memasukkan geopolitik ke dalam dokumen tersebut. Baca selengkapnya

Para pemimpin ASEAN fokus pada konflik di Myanmar. Baca selengkapnya

ASEAN diharapkan dapat berperan dalam menjalin hubungan dengan negara-negara berpengaruh di dunia. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *