TEMPO.CO, Jakarta – Bullying merupakan permasalahan serius yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang baik bagi pelaku maupun korbannya. Mencegah anak menjadi pelaku bullying memerlukan perhatian sejak dini, terutama di lingkungan keluarga.

Dengan pola asuh yang baik, anak dapat belajar berempati dan tidak melakukan perilaku agresif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajari anak mereka agar tidak mengganggu. Pembuka percakapan awal

Penting untuk memulai pembicaraan tentang intimidasi sejak anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya, seperti di taman kanak-kanak. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang perbedaan dan mulai membangun hubungan sosial.

Dikutip dari Cleveland Clinic, orang tua hendaknya mengajari anak tentang maksud atau niat tindakannya terhadap orang lain. Hal ini dapat membantu anak-anak memahami dampak tindakan mereka dan mengembangkan kontrol sosial dan emosional yang lebih baik.

Selain itu, penting untuk mengajarkan anak tentang emosi. Mengenali dan mengungkapkan perasaannya dapat membantu anak lebih memahami perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Tekankan pentingnya kebaikan

Mengajarkan anak untuk menghargai orang lain tidak hanya berlaku pada orang dewasa, tapi juga pada teman sebayanya. Anak-anak perlu mengetahui bahwa setiap orang, tanpa memandang usia, ras atau latar belakang, harus diperlakukan dengan baik dan hormat.

Cara efektif untuk menanamkan rasa hormat ini adalah dengan mencontohkan perilaku ini di rumah. Orang tua adalah panutan pertama bagi anak dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain akan membentuk perilaku anak di masa depan. Membangun lingkungan tanpa kekerasan

Lingkungan rumah yang penuh konflik, kekerasan verbal maupun fisik akan membuat anak lebih rentan menjadi pelaku bullying. Dikutip dari KidsHealth, anak belajar dari perilaku orang dewasa di sekitarnya.

Jika mereka terbiasa melihat atau mengalami kekerasan di rumah, kemungkinan besar mereka akan mengulanginya di sekolah atau lingkungan sosial lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga suasana rumah yang positif dan menunjukkan cara menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan tanpa kekerasan. Keterlibatan anak dalam pemecahan masalah

Menyelesaikan masalah bersama adalah cara lain yang efektif untuk mengatasi penindasan. Misalnya, jika anak terus bertengkar dengan saudaranya, orang tua bisa mengajaknya bicara untuk mencari tahu penyebab masalahnya. Dengan cara ini, anak diajak berpikir kritis terhadap situasi yang muncul dan bekerja sama mencari solusi. Pahami alasan perilaku anak-anak

Terkadang anak-anak melakukan intimidasi karena mengalami masalah emosional seperti kemarahan, frustrasi, atau rasa tidak aman. Orang tua harus mencoba memahami alasan perilaku ini. Mungkin saja ada permasalahan di rumah atau di sekolah yang mempengaruhi sikap anak. Dalam beberapa kasus, penting untuk melibatkan konselor atau terapis sekolah untuk membantu anak menghadapi masalah yang lebih dalam. Carilah bantuan profesional jika diperlukan

Jika anak memiliki riwayat perilaku agresif yang terus-menerus atau jika orang tua merasa kewalahan dengan situasi tersebut, mencari bantuan dari terapis atau ahli kesehatan mental mungkin bisa menjadi solusinya. Terapi dapat membantu anak belajar mengendalikan emosi, meningkatkan komunikasi, dan mengembangkan empati.

Pilihan Redaksi: Update Kasus Bullying Binus School Simprug: Diduga Kekerasan Fisik

Dokter Aulia Risma diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan seniornya di program PPDS Undip. Baca selengkapnya

Penyidik ​​memeriksa 43 saksi dalam kasus perundungan mahasiswa PPDS Undip. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan RI menghentikan sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

Kuasa hukum korban perundungan, Binus Simprug mengatakan, tidak ada perdamaian dalam proses hukum kasus tersebut. Baca selengkapnya

Penghentian sementara tersebut terjadi akibat adanya pungutan liar dan perundungan di PPDS FK Unsrat yang dilakukan oleh senior dan junior serta calon PPDS. Baca selengkapnya

Kami meminta siswa untuk segera mencari pertolongan jika menemui kekerasan di sekolah. Salah satu caranya adalah dengan mendaftarkan TPPK. Baca selengkapnya

Pramono Anung menjelaskan, alasan pemasangan CCTV di RT-RW Kota Sukabumi adalah untuk menekan angka perundungan, narkoba, pencurian dan tindak pidana lainnya. Baca selengkapnya

SMP Negeri 8 Depok membantah adanya siswa berkebutuhan khusus yang di-bully. Konon mereka melempar kerikil sebagai lelucon. Baca selengkapnya

Siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 Depok diduga mendapat perundungan dari teman sekolahnya, bahkan hingga memukul jendela kelas. Baca selengkapnya

KPAI menilai aturan pencegahan bullying di satuan pendidikan, termasuk sekolah elit, belum optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *