TEMPO.CO. JAKARTA – Forum Hubungan Indonesia-Cekungan Mekong: Infrastruktur; Keamanan pangan dan energi terjamin. Acara ini akan meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Indonesia, khususnya di sub-kawasan Mekong.

Forum tersebut diselenggarakan oleh KBRI Bangkok, ibu kota Thailand. KBRI Hanoi KBRI Vientiane; Acara tersebut diselenggarakan bersama KBRI Yangon dan KJRI, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri. di Kota Ho Chi Minh. Acara 39. Pameran Dagang Indonesia (TEI), Tangsel, Convention Exhibition (ICE) diadakan di sebelah BSD City.

Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengatakan potensi pengembangan kerja sama antara Indonesia dan kawasan hilir Mekong di bidang pertanian, ketahanan pangan, industri perikanan, pariwisata, investasi, dan energi terbarukan sangat besar. Ekspor utama Indonesia adalah batu bara, tembaga, minyak sawit, serta mobil dan baja, ekspor migas Indonesia tumbuh sebesar 9,93 persen selama lima tahun terakhir.

Pada saat yang sama, karena subkawasan Mekong merupakan fokus utama kebijakan luar negeri Indonesia, maka diperlukan upaya bersama dari seluruh pemangku kepentingan untuk lebih aktif di kawasan tersebut, kata Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Damo Sumato. Para peserta pertemuan menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan kawasan Mekong. Pasalnya, kerja sama antar negara ASEAN dinilai positif jika dikaitkan dengan negara-negara besar yang mengutamakan keuntungan finansial.

Para panelis menyoroti sektor logistik di kawasan Mekong sebagai salah satu tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Pada pertemuan tersebut, para ahli mencatat bahwa wilayah Mekong memiliki kepentingan strategis bagi Indonesia dalam hal ketahanan pangan dan energi. Wilayah Mekong merupakan pusat produksi padi dan dapat menyuplai cadangan pangan Indonesia. Kawasan yang berbatasan dengan Sungai Mekong ini menawarkan peluang kerja sama pengembangan energi terbarukan.

Forum Konektivitas Cekungan Indonesia-Mekong: Infrastruktur; kementerian/organisasi ketahanan pangan dan energi; infrastruktur, termasuk perwakilan perusahaan negara atau BUMN; Sekitar 100 peserta ikut ambil bagian, termasuk perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor pangan dan energi. Peserta forum antara lain Souliyo Vongdala, Direktur Jenderal LOCA Laos; Rizkie Agustiansyah adalah CEO Perusahaan Saham Gabungan Vietnam Thang Long Cement (TLCC); dan Arif Widjaja – Wakil CEO Chicken Indonesia; PT JAPFA Comfeed Indonesia.

Pilihan Editor: Warga Lebanon mengatakan tidak ada tempat yang lebih aman.

Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News; Klik disini.

KBRI Teheran meminta WNI untuk waspada pasca serangan Israel ke Iran. Baca selengkapnya

Meskipun keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dapat meningkatkan pengaruhnya dalam sistem internasional, hal ini juga menimbulkan permasalahan yang perlu ditangani. Baca selengkapnya

Penyanyi Indonesia Tarrarin dianugerahi penghargaan “Duta Besar Negara Terbaik”. Baca selengkapnya

Mata uang BRICS menggantikan dominasi dolar AS dalam perekonomian dunia. Namun, ini hanyalah rencana studi terperinci.

Brazil Rusia India Cina Afrika Selatan Iran Arab Saudi Mesir 10 anggota tetap BRICS termasuk Ethiopia dan UEA. Baca selengkapnya

Survei Inventure tahun 2024 menemukan bahwa kelas menengah akan mulai mengurangi pengeluaran di kategori asuransi di tengah menurunnya daya beli. Baca selengkapnya

Jika Vietnam bergabung dengan BRICS, maka Vietnam akan semakin dekat dengan Tiongkok dan Rusia. Baca selengkapnya

Proses bergabung dengan keanggotaan BRICS Indonesia telah dimulai. Baca selengkapnya

Upacara peringatan 70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia dan Austria ini dimeriahkan dengan penyerahan buku dan konser musik klasik. Baca selengkapnya

Menlu Sugiono bertemu dengan Menlu India dan membahas kerja sama di bidang pangan. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *