TEMPO.CO, Yogyakarta – Pameran batik karya 65 anak penyintas kanker anak digelar pada Rabu, 2 Oktober 2024 di Museum Friedeberg – Kawasan Kilometer Nol Yogyakarta untuk memperingati hari Bangsa Batik. Acara bertajuk “Kemanusiaan dalam Karya Batik Harmonis” ini diluncurkan bersama oleh Yayasan Kanker Anak Indonesia dan Komunitas Mustika Lions Club Solo.

Karya para penyintas kanker dari tiga kota, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta, dipajang di atas kanvas sepanjang 50 meter. Setiap karyanya memuat cerita dan imajinasi anak-anak penderita kanker.

Idha Jacinta, pendiri inisiatif di antara anak-anak yang selamat dari kanker, mengatakan pada hari Rabu, “Di antara anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan ini, satu anak dari Solo meninggal lebih awal dalam proses produksi batik di Solo, Manggunigalan”.

Setiap karyanya bercerita tentang fantasi dan impian anak-anak tentang penyakit kanker, sebagian besar tentang Indonesia. Misalnya, ada karya yang menggambarkan sebuah keluarga sedang berlibur dengan latar belakang Borobudur, ada juga yang menggambarkan sebuah keluarga sedang bersantai di rumah, membaca koran, bahkan ada gambar tokoh wayang di pantai Punakha sedang berbicara.

Idha mengungkapkan, seluruh karya anak pati berhasil terjual, dengan masing-masing karya bernilai Rp 15 juta. Di Yogyakarta, ada 20 anak penyintas kanker yang berpartisipasi dan total dana yang terkumpul mencapai Rp 300 juta.

“Semua hasil penjualan karya anak disumbangkan untuk membangun shelter bagi anak-anak yang selamat dari kanker.”

Acara serupa juga diadakan di Solo dan Jakarta, dengan 20 anak penyintas kanker dan 25 anak memberikan dukungan kepada penyintas kanker.

Operasi yang melibatkan komunitas lukis Batik Taman Sari Yogyakarta ini diluncurkan untuk mendukung anak-anak melawan kanker, kata Ida.

Pada saat pembaptisan, anak-anak penyintas kanker berkumpul di tiga lokasi berbeda untuk melakukan pembaptisan.

Misalnya di Solo, pusat produksi Baptis ada di Pura Mangkunegaran, sedangkan di Jakarta di Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan di Yogyakarta di Hotel Ambarrukmo.

Sebagai bagian dari kampanye tersebut, batik karya anak-anak penyintas kanker pertama kali dipajang di depan monumen peringatan serangan Oemoem 1 Maret. Batik tersebut kemudian diperkenalkan ke publik dalam parade jalanan di kawasan nol kilometer dan dibawa ke Museum Kabupaten Vredeburg dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.

Pemilihan Penulis: Wayang Jogja Night Carnival tidak akan terpengaruh oleh kampanye lokal. Undangan akan dibatasi

Pada Sabtu malam, 26 Oktober 2024, banyak wisatawan mancanegara dari berbagai negara yang mengejutkan wisatawan dengan melakukan gerakan Pencak Silat di kawasan Kilometer Nol Yogyakarta.

Sebuah gua yang ditemukan di Gunung Kidul, Yogyakarta, berisi bebatuan dan stalagmit yang diyakini berusia ribuan tahun, menurut penelitian awal. Baca selengkapnya

Pasar Prawirotaman yang awalnya terlihat kumuh dan tua, kini telah disulap menjadi pasar yang sehat dan modern tanpa menghilangkan karakter lokalnya. Baca selengkapnya

Kedua korban merupakan santri di Pondok Pesantren Krapiak Yogyakarta. Baca selengkapnya

Menteri dan Wakil Menteri Merah Putih naik bus dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta ke Akmir Magelang Selengkapnya

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada Kamis, 24 Oktober 2024.

Seniman asal Bandung dan Yogyakarta akan menggelar pameran lukisan bertajuk “Sisa-sisa” di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 November 2024.

Pelabuhan Gesing terletak di ujung Teluk yang menghadap ke arah tenggara Samudera Hindia. Baca selengkapnya

Ini merupakan agenda yang menarik dan memalukan untuk dilewatkan bagi para tamu yang suka berkunjung ke Malioboro pada malam hari. Baca selengkapnya

Nilai universal poros filosofis tersebut tercermin pada banyaknya bangunan di sepanjang poros tersebut yang mewakili filosofi kehidupan masyarakat Jawa. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *