TEMPO.CO , Jakarta – Kebangkitan Stasiun Pondok Rajeg di Depok, Jawa Barat, menjadi angin segar bagi para komuter yang membutuhkan transportasi umum yang terjangkau dan efisien. Setelah hampir dua dekade tidak aktif, stasiun ini akhirnya dibuka kembali pada tahun 2024. 19 Oktober
Aktivasi ini tidak hanya menambah pilihan moda transportasi, tetapi juga penting dalam meningkatkan konektivitas di wilayah Jabodetabek. Berikut lima fakta menarik Stasiun Pondok Rajeg, mulai dari sejarah hingga biaya pembangunannya.
1. Aktivasi setelah 18 tahun pelepasan keduniawian
Stasiun Pondok Rajeg sudah tidak aktif selama 18 tahun. Stasiun ini sebelumnya pernah ditutup pada tahun 2006 ketika layanan Kereta Api Nambo Diesel (KRD) dihentikan karena keretanya sudah tidak beroperasi lagi. Pada kurun waktu tersebut, stasiun ini terbengkalai bahkan mengalami kerugian besar akibat aksi vandalisme. Sejak 2013 bangunan stasiun penuh dengan coretan dan terlihat buruk.
Namun setelah melalui proses panjang mulai dari penelitian lapangan hingga pengembangan, stasiun ini kembali menempati posisi penting dalam jaringan KRL Commuter Line yang melayani rute Jakarta Kota-Nambo.
Foto udara Stasiun Pondok Rajeg, Depok, Jawa Barat, Senin 2022. 14 Februari Pembangunannya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan peninggian lintasan dan diakhiri dengan peninggian ketinggian lintasan di lokasi stasiun. WAKTU/topik
2. Bagian dari Kereta Api Lingkar Luar Jakarta
Asal usul Stasiun Pondok Rajeg dapat ditelusuri dari rencana besar-besaran pemerintah untuk membangun Kereta Api Lingkar Luar Jakarta pada awal tahun 1990-an. Tujuan dari jalur ini adalah untuk menghindari perlunya kereta barang memasuki kawasan pusat DKI Jakarta sehingga mengurangi kemacetan di pusat kota. Namun, pada tahun 1997 Krisis keuangan Asia menghentikan proyek tersebut sebelum selesai. Akibatnya, jalur kereta hanya dibangun sampai Stasiun Nambo.
Meski rencana awal belum sepenuhnya terlaksana, Stasiun Pondok Rajeg akhirnya mendapat peran baru sebagai bagian dari jaringan KRL Commuter Line yang melayani penumpang perjalanan dari wilayah Depok dan sekitarnya menuju Jakarta. Pengaktifan stasiun ini merupakan bagian dari tujuan mengurangi beban kendaraan pribadi di Jabodetabek.
3. Lokasi stasiun
Berlokasi di Kecamatan Cilodong, Depoke, Stasiun Pondok Rajeg berlokasi strategis untuk meningkatkan konektivitas di Kabupaten Jabodetabek. Stasiun ini menghubungkan Kabupaten Depok dan Bogor dengan Jakarta Pusat, sehingga memudahkan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota untuk mencapai pusat ibu kota.
Stasiun Pondok Rajeg yang melayani rute Jakarta Kota-Nambo menjadi alternatif penting bagi warga Depok dan sekitarnya yang seringkali harus menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum lainnya yang seringkali tidak terintegrasi dengan baik. Peningkatan stasiun ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di jalur utama menuju Jakarta.
4. Targetkan 5000 penumpang per hari
Revitalisasi stasiun Pondok Rajeg bertujuan tidak hanya untuk menghidupkan kembali kendaraan yang ada, tetapi juga untuk mendistribusikan penumpang ke stasiun sekitarnya seperti Cibinong dan Nambo. Plt. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Suharto mengatakan, pembangunan stasiun ini dirancang mampu melayani hingga 5.000 penumpang setiap harinya.
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai dengan meningkatkan jumlah perjalanan KRL dan semakin menghubungkan stasiun ini dengan moda transportasi lain di wilayah Jabodetabek. Dalam jangka panjang, hal ini akan membantu mengurangi beban stasiun lain yang seringkali penuh sesak dan membuka rute perjalanan baru bagi masyarakat.
5. Biaya pembangunan 27,9 miliar. Rp
Proses revitalisasi Stasiun Pondok Rajeg memerlukan investasi yang tidak sedikit. Mulai tahun 2022 proyek ini akan memakan biaya hingga 27,9 miliar Rp. Biaya tersebut digunakan untuk membangun kembali infrastruktur stasiun yang rusak, termasuk perbaikan jalur, pembangunan platform dan fasilitas lainnya.
Aktivasi ini merupakan hasil kerja sama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Ditjen Perkeretaapian, PT KAI, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan Pemerintah Kota Depok.
Stasiun Pondok Rajeg diharapkan dapat memudahkan pemudik menggunakan angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan yang kerap menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek.
PUTRI ANNI
Pilihan Editor: Edutrain semakin populer, mengundang siswa pra-sekolah dan sekolah dasar untuk belajar tentang stasiun dan lingkungan kereta api
DPKP Depok masih terus mendata rumah dan pohon tumbang yang rusak akibat hujan es dan angin kencang. Baca selengkapnya
Selain KRL dan Transjakarta, ada layanan feeder Damri gratis yang menghubungkan Pantai Indah Kapuk 1 dan 2. Baca selengkapnya
Aplikasi e-Porter dirancang untuk memudahkan masyarakat yang bepergian dengan kereta api untuk menggunakan jasa porter
Petugas pemadam kebakaran Depok Martin Panjaitan tewas Jumat malam saat memadamkan api di rumah potong ayam di pasar Cisalak. Baca selengkapnya
Pekerja Damkar Depok Martin Panjaitan tewas saat menjalankan tugas, Jumat pekan lalu, saat memadamkan api di Desa Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis.
Stasiun Manggarai tampak sepi meski ada tarif Rp 1 untuk memeriahkan perayaan pelantikan populer Prabowo-Gibran.
Sehubungan dengan hari libur populer merayakan pelantikan Prabowo, KAI Commuter Line menambahkan layanan tumpangan dan memperkenalkan tarif Rp 1. Baca selengkapnya
Untuk merayakan pembukaan hari ini Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka, KRL, LRT dan MRT memiliki harga spesial Rp 1 saja. Baca selengkapnya
Terdapat luka lebam pada tubuh ibu dan bayi yang jasadnya ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Depoke
Tiga pekan lalu, Deolipa memperingatkan Wali Kota Depok dan jajarannya untuk segera memperbaiki peralatan pemadam kebakaran. Baca selengkapnya