TEMPO.CO, Jakarta – Konsultan Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Smith Alhadar menilai Israel cenderung sengaja menyerang pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) untuk memfasilitasi penaklukan Hizbullah yang berbasis di Lebanon selatan. Pasalnya, wilayah operasi UNIFIL pada dasarnya didefinisikan sebagai wilayah yang memisahkan Lebanon dan Israel, atau Garis Biru. Kawasan ini tidak boleh dijadikan medan pertempuran, apalagi menyasar anggota UNIFIL.
Keberadaan Garis Biru dipandang Israel sebagai hambatan yang menghalangi pergerakan pasukan daratnya, kata Alhadar kepada Tempo, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Menurutnya, selama UNIFIL masih ada (garis biru), invasi besar-besaran Israel ke Lebanon selatan, tempat Hizbullah bermarkas, untuk menghancurkan kelompok bersenjata pro-Iran, sebagai tujuan perang Israel, adalah mustahil. Jika Hizbullah tidak bisa diusir dari Lebanon selatan, maka Hizbullah akan selamanya menjadi ancaman bagi wilayah utara Israel.
“Dengan cara ini, tujuan perang Israel di Lebanon akan sia-sia,” ujarnya.
Alhadar menduga Israel berharap UNIFIL akan meninggalkan kawasan Garis Biru setelah penyerangan tersebut dan diambil alih oleh tentara resmi Lebanon. Di sisi lain, tentara resmi Lebanon umumnya bersikap netral dalam konflik antara Israel dan Hizbullah. Oleh karena itu, Hizbullah memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan tentara resmi Lebanon dan memiliki peran besar dalam politik Lebanon.
“Jadi penghancuran Hizbullah demi kepentingan tentara Lebanon adalah satu-satunya pilihan bagi Israel,” katanya.
Alhadar juga mengingatkan bahwa UNIFIL pada dasarnya adalah pasukan penjaga perdamaian yang dibentuk berdasarkan UNSCR 2701 dan sengaja dikerahkan di Lebanon selatan setelah perang tahun 2006 melawan Hizbullah Israel.
Penyerangan Israel terhadap UNIFIL yang mengakibatkan dua prajurit TNI terluka terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 di Menara Pengawal Naquora. Saat itu, IDF sedang berperang dengan Hizbullah. Naquora merupakan salah satu titik pos yang dikuasai TNI. Pos tersebut memiliki pemantau situasi dari tentara Indonesia di Lebanon.
UNIFIL telah menerbitkan kronologi baku tembak antara IDF dan Hizbullah Lebanon. Menurut informasi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, markas UNIFIL di Naquora dan sekitarnya telah beberapa kali diserang oleh pasukan Israel.
“Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjata ke menara observasi markas UNIFIL di Naquora,” kata UNIFIL dalam pernyataannya, seperti dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
UNIFIL juga membenarkan bahwa luka yang dialami kedua prajurit tersebut tergolong ringan. Keduanya kini telah mendapat perawatan di rumah sakit. UNIFIL menyatakan IDF melancarkan serangan tidak hanya di Naquora. Tentara Israel juga menembaki posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, di titik 1-31 Labbouneh.
Tembakan terdengar di pintu masuk benteng tempat aparat keamanan berlindung. Penembakan itu juga merusak kendaraan UNIFIL dan sistem komunikasi. IDF juga menyerang UNP 1-32A di Ras Naquora, tempat pertemuan rutin tripartit sebelum dimulainya konflik. Akibat penyerangan tersebut, stasiun pemancar dan lampu rusak.
Novali Panji Nugroho berkontribusi pada artikel ini.
Pilihan Editor: Masyarakat Lebanon Mengatakan Tidak Ada Tempat yang Lebih Aman
Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News, klik di sini
Cabang Arab X resmi pemerintah Israel mengancam akan menjadikan masa jabatan Naim Qassem sebagai yang terpendek dalam sejarah Hizbullah. Baca terus
Iran menuduh Washington terlibat dalam serangan Israel melalui dukungan militer kepada sekutunya. Baca terus
Di 3 besar dunia tanggal 28 Oktober 2024, peringkat pertama yang pembacanya terbanyak adalah berita penipuan Ali Khamenei soal penyerangan Israel ke Iran. Baca terus
Sebuah pesawat tak berawak Hizbullah menabrak rumah Netanyahu, mendorong kantor perdana menteri meminta dana tambahan untuk meningkatkan keamanan. Baca terus
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan kekecewaannya atas peningkatan jumlah kematian, cedera dan kehancuran yang mengejutkan di Gaza utara. Baca terus
Serangan pesawat tak berawak Hizbullah di rumah peristirahatan Netanyahu di Kaisarea mendorong media Israel menyoroti kisah kediaman perdana menteri tersebut. Baca terus
PBB dan Uni Eropa bereaksi terhadap serangan Israel terhadap Iran. Kedua pihak yang terlibat konflik diminta menghentikan aksi militernya. Baca terus
Serangan Israel disebut-sebut jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Baca terus
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan serangan Israel terhadap kedaulatan negara Iran jelas merupakan pelanggaran hukum internasional. Baca terus
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengungkapkan reaksi pertamanya setelah serangan udara Israel terhadap situs militer Iran. Baca teks lengkapnya