TEMPO.CO, Jakarta – Kelompok militan Palestina, Hamas, mengakui pemimpinnya Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024. Khalil Al-Hayya, wakil presiden Hamas di Gaza dan kepala perunding kelompok itu, memberitahu kepala negosiator Sinwar. meninggal pada hari Jumat

Bahkan jika Yahya Sinwar sudah tiada, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kelompok tersebut tidak dapat dilenyapkan dengan membunuh para pemimpinnya. “Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang mencari kebebasan dan martabat dan gerakan ini tidak dapat dihilangkan,” kata Basem Naim, anggota senior biro politik Hamas.

Dalam pernyataannya, dia menyebutkan beberapa pemimpin Hamas yang pernah terbunuh sebelumnya. Dia mengatakan kematian mereka meningkatkan popularitas kelompok tersebut.

Tampaknya Israel percaya bahwa kematian para pemimpin kami berarti akhir dari gerakan kami dan perjuangan rakyat Palestina, kata Naim.

“Hamas semakin berkuasa dan populer dan para pemimpin ini menjadi ikon bagi generasi mendatang untuk melanjutkan perjalanan menuju Palestina yang merdeka.”

Yahya Sinwar tewas dalam operasi militer tentara Israel di Gaza pada Rabu 16 Oktober 2024, setelah setahun berkecamuk perang Gaza. Negara-negara Barat mengklaim kematian Sinwar ‘memberikan’ peluang untuk mengakhiri perang Gaza, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang di Gaza belum berakhir sampai semua sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.

“Hari ini musuh sudah mati, namun tugas kita belum selesai. Saya ingin mengatakan kepada semua keluarga para sandera bahwa ini adalah momen perang yang penting. “Kami akan terus mengerahkan kekuatan militer penuh hingga orang yang Anda cintai kembali ke rumah,” kata Netanyahu dalam rekaman video tak lama setelah kematian Sinwar dikonfirmasi pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Kelompok Hizbullah di Lebanon pada Jumat, 18 Oktober 2024 menegaskan akan membawa perang ke babak baru setelah Yahya Sinwar dibunuh Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024. Kematian Sinwar membuat simbol perlawanan semakin kuat.

Kelompok bersenjata tersebut bahkan mengumumkan akan menantang Israel agar eskalasi atau ketegangan dengan tentara Israel dapat meningkat. Sementara itu, Iran telah memberikan sinyal bahwa terbunuhnya Sinwar dan dukungan yang diberikan negara-negara Barat tidak akan mengubah apapun.

REUTERS | AL ARABIYA Pilihan Redaksi: Berjuang Sampai Nafas Terakhir, Begini Pengalaman Yahya Sinwar Meninggal

Tya Gustiasih, warga negara Indonesia yang tinggal di Lebanon sejak tahun 2006, memilih tinggal bersama suami dan anak-anaknya

Setelah ancaman pembunuhan di ‘CNN Newsnight’, tokoh Zionis Ryan James Girdusky tidak lagi diundang. Baca selengkapnya

MER-C kembali mengerahkan Tim Medis Darurat (EMT) ke-6 secara bertahap untuk membantu masyarakat Palestina di Jalur Gaza. Baca selengkapnya

Duta Besar Turki untuk PBB, Ahmet Yildiz, menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Baca selengkapnya

Pernikahan putra Netanyahu, Avner, dijadwalkan pada 26 November di utara Tel Aviv

Keputusan Israel melarang UNRWA tidak hanya melanggar hukum internasional, tapi juga mengancam bantuan kemanusiaan

Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, diancam oleh Israel. Bagaimana sosoknya? Baca selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Spanyol telah mengumumkan penarikannya dari kontrak dengan perusahaan Israel terkait pembelian senjata. Baca selengkapnya

Netflix membantah tuduhan menghapus film-film Palestina, dan mengatakan bahwa lisensi koleksinya telah habis masa berlakunya. Baca selengkapnya

Israel menyerang sasaran militer Iran dan menghancurkan rudal andalan negara itu, S-300. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *