TEMPO.CO, Yogyakarta – Kota Yogyakarta berbeda dengan empat kabupaten lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi destinasi wisata alam. Namun, ada satu alasan utama mengapa wisatawan ingin berkunjung ke Kota Yogyakarta. Sebab banyak kota yang mempunyai keunikan, baik pada bangunannya maupun peninggalan sejarah yang dilestarikannya.

“Desain kota kecil Yogyakarta merupakan perpaduan sejarah, budaya, geografi, dan hubungan sosial yang mencerminkan keberagaman dan perubahan perkembangan perkotaan,” kata Pamunkas, Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta, Rabu. . 9 Oktober 2024.

Seperti halnya desa-desa di kawasan Kotagede, banyak di antaranya yang masih mempertahankan ciri khas Mataram Kuno, ibu kota pertama Kerajaan Mataram pendahulu Yogyakarta. Lalu ada Kota Bharu yang memiliki banyak bangunan bersejarah yang berasal dari zaman Belanda.

“Setiap kota di Yogyakarta memiliki karakteristik yang berbeda-beda,” kata Pamunkas.

Wilayah ini merupakan rumah bagi komunitas pariwisata, komunitas batik, komunitas tanggap bencana, komunitas seni, komunitas kerajinan, komunitas seni, dan beragam komunitas lainnya.

Namun Pemerintah Kota Yogyakarta ingin menciptakan kampung hijau untuk menjadikan kota saat ini menarik dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai kota. Caranya adalah dengan mengadakan lomba umum bertepatan dengan peringatan Hari Pertanian dan Tata Ruang (Hantar) tahun 2024.

Lomba ini mengusung tema Green My Village, Sustainable Jogja, sebagai bagian dari upaya memasukkan desa ke dalam perencanaan kota berkelanjutan.

Pamunkas mengatakan kompetisi ini memiliki empat kategori, yaitu kompetisi desain, kompetisi esai, kompetisi video reels, dan kompetisi kota, dan proyeknya harus fokus di wilayah kota Yogyakarta. Pendaftaran akan diterima mulai 4 September hingga 25 Oktober 2024. Pemenang masing-masing kategori akan diumumkan pada bulan November, dengan total hadiah uang sebesar Rp 70 juta dan sertifikat diberikan kepada lima pemenang di setiap kategori.

“Melalui kontes ini, saya ingin mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan hijau di Yogyakarta,” kata Pamunkas.

Mengangkat tema “Green My Village”, Sustainable Jogja membahas tentang pentingnya peran masyarakat dalam perencanaan kota. “Tahun ini kita bicara tentang menjaga Kota Yogyakarta karena statusnya sebagai daerah istimewa,” ujarnya.

Sebab, kurang lebih sepertiga wilayah Yogyakarta yang memiliki luas 32,8 kilometer persegi ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya.

Pak Pamunkas menjelaskan, kata “hijau” dalam pasal ini mengacu pada perlindungan lingkungan hidup, dan lingkungan berkelanjutan berkaitan dengan pelestarian warisan budaya.

Kota Yogyakarta mempunyai empat kawasan cagar budaya: Kawasan Cagar Budaya Keraton (KCP), KCP Kota Gede, KCP Kota Baru, dan KCP Pakuaraman. Sedangkan menurut Pamunkas, konsep hijau berkaitan dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Kota Yogyakarta.

Konsep Green Village adalah mendorong perlindungan lingkungan hidup di tingkat lokal, dengan fokus pada ruang hijau dan kelestarian lingkungan. Misalnya saja pengembangan distrik Bachiro di utara dan pengembangan Kota Bharu yang dikenal dengan kota taman, ujarnya.

Pilihan Editor: 4 Hal Menarik yang Dapat Dilakukan di Yogyakarta pada Bulan Oktober Setelah Karnaval Malam Wayang Yogya

Meski minim destinasi wisata alam, kota Yogyakarta terus berkembang setiap tahunnya sebagai destinasi wisata utama. Baca selengkapnya

Pemerintah Kota Yogyakarta menghimbau warga yang memiliki koleksi dokumen kuno untuk mendaftarkannya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta. Baca selengkapnya

Toko takeout dan toko penjual minuman beralkohol dan wine (Mira) di Yogyakarta mulai ditutup pada Kamis, 31 Oktober 2024 oleh Aparat Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP). Baca selengkapnya.

Sebagai kota wisata, kota budaya, dan kota pelajar, upaya Yogyakarta dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan dari minuman beralkohol serta dampak negatif minuman beralkohol sangatlah berlebihan.

Gelaran jazz cantik Yogyakarta, Ngayogjazz kembali digelar pada 16 November 2024. Baca selengkapnya

Produk solar dari Bank Sampah Go Green di Dusun Kupwatu II akan mengolah sampah plastik yang masuk ke kawasan Malioboro. Baca selengkapnya

Kedutaan Besar Republik Ceko akan mendukung kebudayaan Indonesia dengan mengadakan festival film di Yogyakarta pada tahun 2025. Baca selengkapnya.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Shri Sultan Hamenku Buwono Baca

Alasan kerja sama ini adalah adanya kekerasan yang dilakukan kelompok tersebut di kawasan wisata Prawirotaman Yogyakarta. Baca selengkapnya

Kebijakan ini bertujuan untuk menata kompleks perumahan di Yogyakarta untuk mengatasi semua aspek keruntuhan perumahan dan mengurangi risiko. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *