JAKARTA – Para menteri dan wakil Kabinet Merah Putih dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin (21/10/2024). Di antara total 48 menteri dan 55 wakil menteri, ada sosok Atip Latipulkhayat.

Presiden Prabowo mempercayakan Atip Latipulkhayat menjadi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Vamen Dikdasmen). Atip Fajjar bersama Riza Ulhaq akan mendampingi Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mutt.

Pelantikan Wakil Menteri Negara berlangsung di Istana Negara Jakarta. Penanaman wakil menteri tersebut berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 73/M tentang Pengangkatan Wakil Menteri Negara pada Kabinet Merah Putih Tahun 2024-2029. Nama Atip Latipulkhayat berada di peringkat ke-19.

“Saya setia pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan segala peraturan dan perbuatan hukum akan saya ikuti semaksimal mungkin demi kesetiaan saya kepada bangsa dan negara. Saya akan menunaikan tugas kedinasan, menjaga etika pelayanan, dan bekerja sebaik mungkin dengan penuh rasa tanggung jawab,” kata Presiden Prabowo yang disumpah oleh para wakil menteri.

Siapakah Atip Latipulkhayat? Ia dikenal sebagai Guru Besar Hukum Internasional Universitas Pajajaran (Unpad). Ia juga menjabat Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis).

Sebagai seorang ulama, berbagai pendapat dan pandangannya terhadap permasalahan agama dan kebangsaan dapat ditemukan di berbagai buku, jurnal, majalah, dan website. Seperti pada buku “Persis di Milenium Kedua”, atau beberapa edisi tabloid bulanan al-Risala, portal website dan rekaman ceramah di YouTube.

Pria kelahiran 28 Juli 1964 ini merupakan lulusan Pondok Pesantren Persis 91 Tasikmalaya, Jawa Barat. Di masa mudanya, Atip merupakan murid langsung K.H. Mohammad Nazir dan KH. E. Abdurrahman, Tokoh Utama Ormas Persis.

Atip bukanlah orang baru di Persatuan Islam hingga menjabat Wakil Ketua Umum PP Persis. Memulai karir organisasinya di tingkat pemuda di Persis. Pada tahun 1995 hingga 2000, ia menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Persis.

Pada tahun 2002, Atip bersama aktivis Persis lainnya menginisiasi berdirinya LAZ Persis (Lembaga Persatuan Amil Zakat Islam) dan diangkat menjadi direktur pertama lembaga amal tersebut.

Atip juga berjasa besar dalam pengorganisasian ormas Persis ke arah modern dalam pengelolaan organisasi di bawah kepemimpinan Jenderal KH Shiddik Amin, ketika ia dilantik menjadi Ketua Departemen Kemasyarakatan PP Persis pada tahun 2007-2010.

Atip juga dikenal sebagai ulama yang dekat dengan yayasan komunitas Persis. Ia tak segan-segan kembali ke basis jemaahnya untuk memimpin Pimpinan Cabang tingkat kecamatan di wilayahnya. Ia pernah menjadi Presiden PC Persis Gedebage Bandung.

Pada Kongres Persis ke-16 yang digelar di Bandung tahun 2022, Atip dilantik menjadi Wakil Ketua PP Persis periode 2022-2027 oleh Ketua Umum PP Persis KH Jeje Zaenudin.

Pada tahun 2023, Atip Persis ditunjuk menjadi ketua tim PP Siyasah. Atip bertugas menata dinamika politik internal dan eksternal Persis, serta menyerap aspirasi politik masyarakat, yang kemudian dapat merumuskan kebijakan politik ke arah yang lebih dinamis, dinamis, dan bermartabat bagi Persis.

Selama menjabat Wakil Ketua PP Persis, Atip mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengurus, otonomi, dan jemaah Persis di berbagai tingkatan pimpinan dan daerah.

Atip juga dikenal rendah hati dan mudah bergaul dengan anak muda. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kedekatannya dengan Pemuda Persis, Pemuda Persis, Hima Persis, Himi Persis, IPP dan Front Pemuda Persatuan Islam Otonom IPP.

Konteks pendidikan

Pada tahun 1990, Arip lulus dari Fakultas Hukum Universitas Pajajaran (Unpad). Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke luar negeri. Pada tahun 2000, beliau lulus dengan gelar Master of Laws (LL.M) dari Monash University, Australia. Pada tahun 2007, Atip mendapatkan gelar Ph.D di bidang ilmu hukum dari kampus ini.

Atip juga pernah mengenyam berbagai pendidikan di luar Indonesia, seperti The Hague Academy of International Law di Belanda dan PBB, kantor Jenewa, dan International Ocean Institute di India.

Atip memegang berbagai posisi penting di bidang hukum internasional. Misalnya, Presiden International Law Association (ILA) cabang Indonesia, Presiden Center for Studies in Air and Space Law (ICASL) Fakultas Hukum Unpad, anggota Working Group on Space Resources di Den Haag dan redaksi -Kepala Jurnal Hukum Internasional Padjadjaran (Unpad).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *