ISTANBUL – Krisis kelaparan diperkirakan akan meningkat di 16 wilayah di dunia, termasuk Sudan, dimana konflik telah menyebabkan jutaan orang berisiko kelaparan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP), kekurangan pangan yang parah mengancam 22 negara, Anadolu Agency melaporkan.

Laporan tersebut menyebutkan Nigeria, Sudan, Yaman, Ethiopia, Myanmar, Suriah dan Sudan Selatan sebagai wilayah yang paling memprihatinkan dan menyoroti wilayah-wilayah yang menghadapi kerawanan pangan yang parah.

“Di Sudan saja, 25 juta orang menghadapi kelaparan parah. Di seluruh dunia, puluhan juta orang berada dalam risiko. Kita memerlukan bantuan internasional untuk mengatasi kebutuhan mendesak dan penyebab kelaparan,” tulis Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain, merujuk pada laporan tersebut. . . .

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa warga Palestina menghadapi kerawanan pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya di Jalur Gaza, di mana kekerasan terus meningkatkan jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan atau bencana hingga tiga kali lipat.

“Menyusul eskalasi konflik yang tajam, terdapat kekhawatiran bahwa skenario terburuk dapat terjadi,” kata laporan itu.

Laporan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai memburuknya situasi di Lebanon, Mozambik, Haiti, Somalia dan Mali di mana tingginya harga pangan, perubahan iklim dan buruknya akses membuat respons terhadap krisis ini semakin sulit.

Konflik, peristiwa iklim, dan kemerosotan ekonomi telah menyebabkan kelaparan dan pengungsian yang meluas, dan puluhan ribu orang berisiko kelaparan di beberapa wilayah.

Laporan tersebut mengindikasikan kemungkinan bencana El Niño lainnya, yang diperkirakan akan berlanjut dari Januari hingga Maret 2025.

El Niño merupakan fenomena cuaca yang menyebabkan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Iklim ini menimbulkan kekhawatiran iklim di negara-negara yang rentan.

Laporan tersebut menyerukan tindakan segera untuk membantu menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian serta mencegah kelaparan dan kematian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *