JAKARTA – Desa Wisata Adat Malasig meraih Juara 1 Indonesia Tourism Village Award (ADWI) Tahun 2024 dengan tema Desa Wisata Menuju Global Green Tourism pada Desa Wisata Pelopor. Penganugerahan hadiah desa yang disumbangkan oleh Pertamina EP Papua Field, Subholding Hulu Pertamina Regional Indonesia Timur Zona 14, digelar di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada Minggu (17/11/2024).

ADWI merupakan penghargaan Kementerian Pariwisata yang bertujuan untuk menggali dan mengidentifikasi sumber daya lokal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui desa wisata sebagai salah satu penggerak dunia usaha. Jumlah peserta ajang yang digelar sejak tahun 2021 ini terus bertambah, seperti dari 1831 desa wisata, kemudian 3419 pada tahun 2022, 4573 pada tahun 2023, dan 6016 desa wisata negara pada tahun 2024.

Dari 6.016 desa tersebut, telah diolah dalam beberapa tingkatan sehingga terpilih 50 desa wisata, salah satunya Desa Wisata Adat Malasig. Kampung Malasigi merupakan kampung adat yang berada di Distrik Klayil, Wilayah Sorong, Papua Barat Daya. Untuk menuju tempat ini, Anda perlu berkendara sejauh 55 kilometer melalui jalur darat dari pusat kota Sorong, waktu tempuh 1,5 jam.

Desa Malasig merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Klayil yang lolos dari reklamasi lahan dan menjadi desa percontohan yang mengandalkan pendapatan dari pariwisata. Masyarakat dapat berdaya dan mandiri secara ekonomi dengan tetap menjaga kelestarian hutan.

Fitri Erika, Senior Regional Relations Manager Indonesia Timur, mengatakan dengan banyaknya tantangan yang dihadapi dalam mengelola operasi migas di wilayah Indonesia Timur, perusahaan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang terlibat, khususnya masyarakat setempat. Salah satunya, banyak kebanggaan yang kini diraih masyarakat adat Malasig.

Proyek ini merupakan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Daerah Sorong, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat Daya, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Papua Maluku, Kelompok Pengelola Hutan (KPH) Kabupaten Sorong, ⁠ Fauna. & Flora Papua Land International dan LSM Papua Land Cassowaries.

“Melalui hubungan antara masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat, komunitas tradisional Malasig memiliki unsur pariwisata yang aman dan peningkatan kesehatan minum bersih warganya tanpa merusak lingkungan,” kata Fitri Erika, Selasa. (19/11/2024)

Ia menambahkan, layanan ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mencapai keberlanjutan dalam kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini juga mendukung pencapaian agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Internasional (SDG), khususnya Tujuan 8 Pembangunan Berkelanjutan dan Tujuan 15 Melindungi Ekosistem Dunia.

Desa Malasig mempunyai potensi keanekaragaman hayati dan sumber daya hutan alam yang kaya. Papua mempunyai lima jenis burung cendrawasih, yaitu Burung Cendrawasih Bayi, Burung Cendrawasih Raja, Burung Cendrawasih Dua Belas, dan Toowa Cemerlang (Magnificent Riflebird).

Selain itu, terdapat kesempatan untuk berwisata seperti pemandian air panas yang mengalir di Sungai Klaluguk, gua horizontal Go Wo’batiwala sepanjang 350 meter, tarian tradisional dan kerajinan tangan dari hasil hutan.

Pariwisata di Desa Malasig berkembang pesat dan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara berkat upaya warga yang mempromosikannya di media sosial. Keberhasilan ini membuka jalan bagi kerjasama dengan berbagai organisasi. Sejauh ini, sudah ada sekitar 250 wisatawan mancanegara yang mengunjungi Desa Malasig, antara lain dari Belgia, Swedia, Inggris, Belanda, Jerman, Australia, India, Amerika, Singapura, Jepang, Spanyol, Korea, dan Afrika.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan ADWI merupakan seruan keseimbangan pengelolaan pariwisata berkelanjutan dengan memperkuat perekonomian lokal. Selain itu, pelestarian warisan budaya dan kelestarian lingkungan untuk daya saing pariwisata hijau dan internasional Indonesia di masa depan.

Pelayanan pemerintah dan pelayanan dengan infrastruktur merupakan bagian dari pemanfaatan desa wisata untuk tumbuh mandiri, stabil dan berdaya saing di kancah dunia, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *