JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia membutuhkan investasi hingga Rp400 miliar untuk membangun jaringan transmisi antar pulau atau super grid.
Dalam pemaparannya, Wakil Menteri ESDM Yuliot menekankan bahwa pengembangan supergrid sangat penting untuk mengatasi permasalahan pemerataan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan mendorong transisi energi menuju net zero emisi 2060.
Sebab, ia menerima aktivitas perekonomian saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa, padahal potensi energi baru terbarukan ada di luar Pulau Jawa.
Oleh karena itu, Indonesia perlu mengembangkan jaringan transmisi sepanjang 50.000 kilometer (km), termasuk transmisi tegangan tinggi sekitar 500 kilowatt-jam (kWh), sepanjang 10.000 km dalam 10 tahun ke depan.
Sedangkan kalau dilihat dari besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi ini sekitar Rp 400 miliar, jelasnya pada acara Electricity Connect di Jakarta Convention Center, Kamis (21/11/2024). .
Yuliot mengatakan potensi investasi tersebut juga dapat dikembangkan baik dari kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam negeri seperti BUMN, maupun kerja sama dengan negara-negara ASEAN dan perusahaan multinasional.
“Penularan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai,” tutupnya.