JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tanggal 10 Oktober, Satkara Komunitas Guru Berbagi (KGSB) bersama Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia menyelenggarakan “Guru Jaga Kesehatan Mental, Waspadai Gejala dan Akibat” yang Dilakukan webinar bertajuk “ “kelelahan guru.”

Tema global yang diusung pada tahun 2024 adalah “Saatnya memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja”. Topik ini berkaitan dengan tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidik di lingkungan kerja sekolah yang sibuk.

Lebih dari 200 dosen dari seluruh Indonesia dan Timor-Leste mengikuti webinar KGSB yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2024.

Dalam sambutannya, Ketua KGSB Ardiles Facilio menekankan pentingnya memperhatikan kesehatan mental guru. “Guru adalah kepala pendidikan di sekolah. Namun tanpa kesehatan mental yang baik, seorang guru tidak akan mampu mendidik siswanya dengan baik. Webinar ini menjadi momen refleksi bagi kita semua untuk selalu menjaga keseimbangan emosi dan mental. , apalagi di lingkungan sekolah yang ‘menantang’,” kata Leo.

Burnout merupakan keadaan kelelahan emosional, fisik, dan mental yang seringkali tidak disadari oleh guru. Profesi guru memiliki tingkat stres yang sangat tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh survei RAND Corporation tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 73% guru melaporkan mengalami stres terkait pekerjaan.

Selain itu, 59% dari mereka percaya bahwa mereka kelelahan, sementara 28% lainnya mengakui bahwa mereka mengalami gejala depresi. Survei tersebut juga menemukan bahwa 77% guru merasa kesehatan mental mereka yang buruk berdampak negatif pada kesehatan mental siswa di kelas, dan 85% mengatakan hal tersebut berdampak pada perencanaan pembelajaran mereka.

“Tujuan dari webinar ini adalah untuk membantu para guru mengenali gejala-gejala guru burnout sedini mungkin sehingga dapat dicegah dan ditangani dengan tepat. Selain itu, menjaga kesehatan mental untuk menunjang juga memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. penyimpanan Agar guru lebih konsisten dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pendidik,” ujarnya.

Dalam webinar KGSB kali ini, Naila Kamalia, MPSI, Psikolog, Dosen Program Studi Psikologi FISIP Universitas Bravijaya menjadi narasumber utama yang mendalami tentang burnout, penyebab dan cara mengatasinya Dalam webinar kali ini Naila menjelaskan penyebab burnout dan cara mengatasinya.

Naila menjelaskan, burnout guru seringkali disebabkan oleh tingginya tekanan kerja dan kurangnya dukungan di lingkungan kerja. Menjaga kesehatan mental sangat penting bagi guru untuk terus memberikan yang terbaik kepada siswanya.

Meluangkan waktu untuk bersantai, berbagi cerita dengan rekan kerja, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga adalah beberapa cara efektif untuk menghilangkan rasa lelah yang berlebihan. Dengan mengambil langkah-langkah sederhana ini, guru dapat tetap fokus, tetap bersemangat, dan menginspirasi generasi penerus dengan penuh semangat.

“Kelelahan guru tidak hanya berkaitan dengan kelelahan fisik, tetapi juga stres emosional yang seringkali terabaikan. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan menyadari batasan Anda dan mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Ketika guru merasa didukung dan mempunyai waktu bersantai, mereka mampu menghadapi tantangan mengajar dengan tenang dan antusias. kata Naila.

Kesehatan mental guru sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran di sekolah. Guru yang emosinya stabil dan mampu mengelola stres dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan produktif bagi siswa. Webinar ini juga menawarkan strategi bagi guru untuk menjaga kesehatan mental dan menyediakan lingkungan belajar yang positif.

Dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan mental guru

Webinar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KGSB untuk memberdayakan fakultas di seluruh Indonesia. Bekerja sama dengan Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia, KGSB menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya mengembangkan kompetensi akademik tetapi juga meningkatkan kesejahteraan psikologis para pendidik. Semoga kerjasama ini dapat membantu para guru memahami pentingnya menjaga kesehatan mental.

Manajer Pemasaran PT Tupperware Indonesia Maretta Ria Netia mengatakan, pihaknya mendukung acara tersebut sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pendidikan.

“Kami terus fokus pada aspek-aspek yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menjaga kesehatan mental para guru merupakan aspek penting dalam proses belajar mengajar.” Tupperware Indonesia berkomitmen mendukung kegiatan ini dan sangat senang bisa bekerjasama . Ditutup bersama KGSB dan Program Studi Psikologi FISIP Universitas Bravijaya Maretta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *