JAKARTA – SMK PIKA Semarang mendapat kehormatan besar ditunjuk sebagai produsen kursi Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia pada September 2024.

Diketahui, Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dalam perjalanan kerasulan ke beberapa negara Asia pada 6-9 September 2024.

Baca juga: Pernyataan Bersama Paus Fransiskus dan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal

Direktur Sekolah Vokasi Pendidikan Tinggi Industri Kayu (PIKA) Semarang Marsono mengungkapkan, pihaknya dihubungi panitia pada awal Februari 2024 untuk menyambut kabar gembira tersebut.

“Kami ditawari untuk membuatkan kursi untuk Paus Fransiskus dan kami dengan senang hati menerimanya. Ini adalah kesempatan yang sangat istimewa, sehingga kami memutuskan untuk melibatkan mahasiswa dalam prosesnya,” ujarnya saat pertemuan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Proses pembuatan kursi tersebut melibatkan delapan mahasiswa terpilih dari Jurusan Desain Interior dan Teknik Furnitur, satu-satunya jurusan yang tergabung dalam sekolah profesi PIKA.

Kursi-kursi yang dirancang oleh siswa dan guru mewakili kekayaan budaya Indonesia. Dua model pertama dihadirkan: kursi rotan dan sofa. Kursi rotan tersebut dihias dengan ukiran khas Indonesia, termasuk lambang gunungan yang sering digunakan dalam pertunjukan wayang, serta tulisan Jawa di bagian bawah dudukannya.

“Kami ingin masyarakat yang melihat kursi ini segera mengetahui bahwa ini adalah kursi buatan Indonesia,” jelas FX Marsono.

Namun desain awalnya yang rumit dan penuh hiasan mengalami beberapa kali revisi setelah berkonsultasi dengan panitia.

Paus meminta kursinya lebih sederhana, jadi kami mengabulkan permintaan itu, tambah Marsono.

Terakhir, kursi rotan buatan Paus Fransiskus ini memiliki desain yang lebih minimalis sesuai keinginan Paus, namun tetap mengusung sentuhan budaya Indonesia.

Proses produksi kursi memakan waktu satu setengah bulan, namun proses desain dan persetujuan panitia memakan waktu sekitar tiga setengah bulan.

Kursi tersebut dikirim ke Jakarta pada tanggal 27 Mei 2024 dan pada tanggal 30 Mei 2024, tim Vatikan menyetujui bahwa kursi tersebut memenuhi standar.

Sejak didirikan pada tahun 1953 sebagai bengkel pertukangan, SMK PIKA saat ini telah menjadi sekolah kejuruan yang melatih generasi muda untuk menjadi ahli di bidang pertukangan kayu.

Berbicara mengenai sekolahnya, Marsono mengatakan lulusan SMK PIKA memiliki prospek kerja yang baik, dengan 100 persen siswanya terserap di berbagai perusahaan di dalam dan luar negeri. Banyak di antara mereka yang kemudian menjadi wirausaha mandiri setelah beberapa tahun bekerja.

Hadiah utama ini menjadi bukti kualitas pengajaran di SMK PIKA dan menjadi kebanggaan seluruh siswa dan pegawai. “Ini adalah tawaran kami kepada Paus Fransiskus dan juga merupakan bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia mampu berkarya di dunia internasional,” tutupnya.

SMK Pika Semarang menjadi salah satu SMK yang beberapa waktu lalu tampil di Trade Expo Indonesia (TEI) 2024. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan booth khusus untuk membuka peluang kolaborasi baik dari sisi penelitian hingga produksi.

Stand Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menampilkan karya-karya unggulan berbagai lembaga pendidikan vokasi Indonesia yang siap bersaing di pasar domestik dan internasional.

Terdapat 10 satuan pendidikan vokasi yang mengutarakan karya inovatifnya yaitu Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Transportasi Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Semarang, ATMI Surakarta, SMK UGM, Politeknik ASTRA, SMK PIKA Semarang, SMK Samudera Nusantara . Sekolah Cirebon dan SMKN 2 Salatiga.

Salah satu produk inovatif yang menarik perhatian adalah sepeda sport listrik dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Bekerja sama dengan industri yakni PT Cipta Raya Teknovasi, inovasi sepeda sport ramah lingkungan ini menawarkan performa tinggi dan kecepatan maksimal.

“Sepeda motor ini diperuntukkan bagi pengguna sepeda motor sport dengan daya 10 kW dan tegangan 96 V. Karena menggunakan teknologi listrik maka hemat bahan bakar,” jelas Rahardhita Widyatra Sudibyo, pembimbing mata kuliah program studi teknik telekomunikasi. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *