Malang – Protes terhadap pembuangan susu yang dilakukan oleh pengumpul susu di kota Batu, Jawa Timur, karena pabrik tersebut tidak dapat diterima telah memicu reaksi balik dari beberapa peternak sapi perah.

Peternak sapi perah di Desa Tlogorejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, juga angkat bicara soal dumping produk susu yang marak terjadi di Batu beberapa waktu lalu.

Sutiyo, salah satu peternak sapi perah di Batu, mengatakan, baginya tidak ada dampak dari pembatasan simpanan susu para peternak sapi.

Mengingat seluruh proses produksi susu hingga pendistribusian susu berada di bawah Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra Bakti Makmur, maka tidak ada pembatasan akses susu dari pabrik.

Pak Sutiyo membenarkan pada Rabu (13/11): “Sejauh ini stabil. Kerjasama (KUD Mitra Bakti Makmur) dengan pabrik tetap dijaga dengan quality control yang ketat, jadi tidak ada batasan. Tidak ada batasan penerimaan sapi susu dari pabrik. / 2024).

Sutiyo mengatakan, ada beberapa pabrik susu yang menjalin kerja sama dengan KUD Mitra Bakti Makmur. Dimana KUD Mitra Bakti Makmur setiap harinya menyuplai 5.000-6.000 liter susu per hari ke pabrik susu tersebut.

“Produksi dan harga jual susu stabil, tidak ada penurunan atau kenaikan harga,” ujarnya. Stok susu berlebih Jika kualitas susu bagus dan lolos uji mutu maka akan diserap dari pabrik. Dan tidak akan sia-sia.

“Setahu saya kerjasama KUD dengan pabrik bagus, tidak ada batasan, bahkan permintaan dari pabrik terkadang cenderung meningkat,” imbuhnya.

Menurut dia, penolakan pabrik terhadap produk susu biasanya terjadi karena kualitasnya yang rendah. Selain itu, banyak pabrik susu yang menerapkan standar untuk lulus uji kualitas. Asal kualitas susunya bagus dan ada kerjasama antara koperasi dan pabrik, biasanya bagus.

Susu sekali pakai biasanya merupakan susu yang tidak memenuhi persyaratan pabrik sehingga ditolak karena kualitas susunya buruk.

Sebelumnya diberitakan ada video yang memperlihatkan seorang pengumpul susu membuang susu ke selokan. Peristiwa tersebut diduga terjadi di Batu, Jawa Timur, yang diposting pada Sabtu (9/11/2024) oleh akun Instagram @malangraya_info.

Dalam video tersebut terlihat sekaleng susu segar dibuang ke saluran pembuangan. Penyebabnya, menurut peternak, adalah pembatasan asupan susu di pabrik sehingga menyebabkan stok susu menumpuk hingga tidak bisa didistribusikan.

Peternak sapi dan pengumpul susu di Batu berbagi video dan pesan di Instagram tentang sulitnya menjual susu di tengah pembatasan kuota pabrik.

“Pada saat ada pembicaraan tentang susu gratis dan tingginya permintaan susu nasional, kami para petani dan pengumpul susu kesulitan menjual produk kami karena pembatasan mendapatkan susu lokal dari pabrik” seperti yang telah terlihat. . Di akun media sosial @malangraya_info.

Menurut dia, permasalahan pembatasan pasokan susu sudah terjadi sejak awal November dan semakin lama semakin parah dan akan semakin parah.

Peristiwa itu bermula awal November dan banyak susu yang terbuang, padahal kemarin baru berupa dokumen.

Dalam upaya mengurangi kerugian, para peternak mencoba mendistribusikan susu kepada penduduk setempat. Namun karena jumlah susu yang banyak dan umur simpan yang pendek, masih banyak susu yang terbuang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *