TEMPO.CO, Jakarta – Umer Wahid Hasyim yang merupakan adik bungsu ke-4 terpilih menjadi Ketua Tim Pemenangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah pada Pemilihan Presiden Republik Indonesia Kabupaten Abdurrahman 2024. Wahid (Gus Dur) membeberkan alasan dirinya ingin mengemban tugas tersebut.

“Saya kasih tahu, dua minggu lalu Encik Andika-Hendi menelpon Encik Andika-Hendi soal kesediaannya menjadi Ketua Timses (Tim Pemenangan), saya mengiyakan,” ujarnya usai Andika-Hendi Menang. Rapat Tim di Semarang, Senin 7 Oktober 2024.

Diakuinya, banyak pihak yang terkejut dan menanyakan alasan dirinya bersedia menjadi ketua tim pemenangan Andika-Hendi di Pilkada Jateng 2024, “Saat Pak Andika (ketua tim duduk) mengumumkan, banyak yang kaget. dengan pertanyaan,” katanya.

Putra keempat pendiri salah satu organisasi masyarakat keagamaan terbesar, Nehdletul Ulama (NU), K.H. Hasim Asy’ari mengaku sudah mengenal Andika sejak lama. “Pertama, saya bilang saya kenal Pak Andika. Kita sudah ngobrol cukup lama. Dan menurut saya ada cara untuk membangun negara ini bersama-sama.”

Mantan Panglima TNI ini mengatakan, dengan hadirnya Umar Waheed, anggota tim sukses dari segala bidang bisa menambah wawasan dan mengambil langkah bersama ke depan.

“Jadi dia berkesempatan untuk bertemu langsung dengan beberapa (anggota tim pemenang) sekaligus mendapatkan gambaran tentang apa yang biasanya dilihat oleh anggota tim pemenang di bidangnya,” kata pensiunan tersebut. kata jenderal bintang empat itu.

Profil Umar Hamid

Nama Umar Hamid sebagai politikus memang tak setenar Gus Dur dan anggota keluarga lainnya. Umar lebih dikenal sebagai seorang dokter dan sudah lama berkecimpung di dunia kesehatan. Dikutip dari website Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Umer Wahid lahir di Jombang pada tanggal 6 April 1945.

Pada tahun 1960, ia bergabung dengan SMAN 1 Jakarta dan menjadi ketua OSIS selama tiga tahun berturut-turut. Setelah lulus SMA, Umer kemudian mendaftar menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1963 dan lulus pada tahun 1967.

Tiga tahun kemudian, beliau memulai karirnya di dunia kesehatan dan menjadi asisten dokter spesialis paru di FKUI/Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta pada tahun 1970 hingga 1974. Pada tahun 1975 hingga 1979, Umar menjadi dokter spesialis paru di UPTB Rumah Sakit Pusat Pangkalpinang Bangka. Umer kemudian kembali ke Jakarta dan menjadi dokter spesialis paru sekaligus Wakil Direktur RSUD Pasar Rebo Jakarta pada periode 1982-1988.

Sejak tahun 1988, kemampuan manajemennya yang baik menjadikannya Direktur RSUD Koja Jakarta selama sepuluh tahun. Pasca reformasi, Umar menjadi Ketua Tim Medis Presiden RI hingga tahun 2001, memasuki masa pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Setelah pensiun dari pelayanan publik, ia kemudian menjadi konsultan di berbagai perusahaan. Umar Wahid juga pernah menjadi anggota DPR RI pada tahun 2007 hingga 2009 dan kemudian Umar menjadi Ketua DPR Parsi periode 2015-2018.

ANANDA RIDHO SULISTYA | EKO ARI WIBOWO I SAPTO YUNUS I ANTARA

Pilihan Redaksi: Karena Kakak Gus Dur Siap Pimpin Tim Pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

PDIP menilai ada tanda-tanda pelanggaran netralitas ASN dalam mendukung sejumlah calon. Baca selengkapnya

Menurut Adi Prayitno, pertemuan Ahmad Luthfi dengan Presiden Prabowo untuk meningkatkan seleksi pada Pilkada di Jawa Tengah. Baca selengkapnya

TEMPO.CO, Lumajang – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pemilihan presiden daerah di Jawa Tengah dan Sulawesi Utara disinyalir sarat ancaman dari aparat. Ia menilai tindakan tersebut bertentangan dengan komitmen kuat Presiden Prabowo terhadap demokrasi dan non-intervensi. Baca selengkapnya

Paltak membenarkan bahwa sebagian besar masyarakat Taput sangat mencintai Satika Simamora

Ketua Gerindra Daerah Jawa Tengah, Sudaryono, menyatakan sikap partainya dalam mendukung calon Gubernur Ahmed Luthfi sudah jelas sejak awal hingga saat ini. Baca selengkapnya

Dhito pun mengutarakan pendapatnya soal keterlibatan Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP dalam kemenangan Andika-Hendrar. Baca selengkapnya

Klaim Suswono Dipenjara Saat Konsolidasi Aksi 411 Namun, ada pihak yang merekomendasikan agar Suswono tidak diadili. Mengapa? Baca selengkapnya

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yakin dengan prestasi Risma, calon Risma-Gus Hans akan membawa kemenangan bagi Jatim. Baca selengkapnya

Survei Litbang Kompas menunjukkan Andika-Hendi dan Pramono-Rano lebih populer dibandingkan rivalnya pada pemilukada di Jakarta dan Jawa Tengah. Baca selengkapnya

Survei Litbang Kompas menunjukkan pemilu Andika Perkasa-Hendrar Prihadi unggul 28,8 persen atau 0,7 persen dibandingkan persaingan Ahmad Luthfi-Taj Yasin secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *