WASHINGTON – Kembalinya Donald Trump ke tampuk kekuasaan menimbulkan kekhawatiran mendalam akan konflik dengan Iran. Dan Trump akan mendukung apapun yang dilakukan Israel dengan ambisinya untuk menghancurkan Iran.

Jika Israel melancarkan perang berkepanjangan dengan Iran, tentunya dengan dukungan Iran, hal itu bisa memicu Perang Dunia III. Karena Iran mendapat dukungan dari Rusia dan Tiongkok serta Korea Utara yang selalu siap.

Jadi, apa yang bisa kita harapkan dari Trump kali ini, khususnya terkait kebijakan Timur Tengah? Apakah ia diperkirakan akan kembali ke Timur Tengah, atau kemunculannya kembali di kancah politik Amerika telah memicu kekhawatiran dan kecemasan?

Akankah Trump Menciptakan Perang Dunia III di Timur Tengah?1. Trump akan memperkuat Amerika Serikat Murat Satixed, kepala Pusat Studi Timur Tengah di Universitas HSE di Moskow, mengatakan di panggung internasional, pemerintahan Trump sedang berusaha memperkuat kekuatan Amerika melalui peraturan baru. Dia mengambil sikap keras terhadap organisasi internasional, menilai kembali persyaratan keanggotaan dan mengkritik aliansi yang sudah mapan seperti NATO.

“Trump terus menunjukkan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan tegas dan agresif sambil melindungi kepentingan AS, bahkan terkadang dengan mengorbankan mitra tradisionalnya,” kata Sadygzade, seperti dilansir RT.

Baca Juga: Zionis Tak Ingin Ada Saingan Soal Senjata Nuklir

2. Keinginan Amerika untuk menghancurkan Israel Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut antusias kembalinya Trump ke Gedung Putih. Di tengah meningkatnya tekanan dalam negeri dan ketegangan yang kompleks di sepanjang perbatasan dengan Gaza dan Lebanon, kerja sama yang lebih erat dengan Amerika Serikat sangat penting untuk mempertahankan posisi Israel.

Protes dalam negeri dan konflik berkepanjangan dengan Palestina telah memicu ketidakpuasan di kalangan warga Israel, sementara komunitas internasional semakin memperhatikan kebijakan Israel.

“Pada masa Trump sebelumnya, Israel meraih kemenangan diplomatik besar: mengakui Yerusalem sebagai ibu kotanya, merelokasi kedutaan AS, mengakui kedaulatan atas Dataran Tinggi Golan, dan Perjanjian Abraham dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.” Dia berkata.

Langkah-langkah ini secara signifikan memperkuat posisi Israel, membuka peluang ekonomi dan politik baru, dan memungkinkan Netanyahu untuk mengkonsolidasikan dukungan di dalam negeri.

3. Menyerang Iran yang Dapat Memicu Perang Dunia III Dengan kembalinya Trump, Israel melihat peluang baru untuk menggalang dukungan kuat, yang sangat penting bagi keamanan regional dan mengekang pengaruh Iran.

“Pemerintah Israel mempertimbangkan kerja sama yang stabil dan siap memperdalam aliansi strategisnya dengan Amerika Serikat untuk mencapai tujuan jangka panjang,” kata Sadygzade.

Sejarah menunjukkan bahwa selama masa jabatan pertama Trump antara tahun 2016 dan 2020, ia mengokohkan reputasinya sebagai salah satu penentang keras Iran. Pada tahun 2018, ia menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA, juga dikenal sebagai Kesepakatan Nuklir Iran), yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

Menyatakan kesepakatan itu “tidak cukup baik,” Trump menjatuhkan sanksi keras yang berdampak buruk terhadap perekonomian Iran, melumpuhkan industri minyak dan sistem perbankannya. Hal ini menjerumuskan Iran ke dalam krisis ekonomi yang lebih parah dan memaksa Teheran untuk secara bertahap meninggalkan komitmen JCPOA, dan hubungan keduanya semakin memburuk. Kini, dengan kembalinya Trump menjabat, Iran tidak berfantasi untuk memulihkan perjanjian tersebut dan menyadari bahwa sanksi akan lebih keras.

Namun, ancaman di Teheran lebih dari sekadar ancaman ekonomi. Israel, musuh utama regional Iran, memperoleh keuntungan strategis baru dengan kembalinya Trump, memperkuat posisi keamanannya dalam menghadapi Iran. Selama masa jabatan pertamanya, Trump memperkuat hubungan dengan Israel, mendukung upaya Israel yang bertujuan melawan pengaruh Iran.

“Dukungan ini mencakup pertukaran informasi, koordinasi keamanan dan dukungan strategis, yang memungkinkan Israel untuk bertindak lebih tegas,” kata Sadygzade.

Dengan kembalinya Trump, Israel memperoleh sekutu yang kuat, dan dengan latar belakang ini, para pejabat Israel dapat meningkatkan konflik dengan Iran, dengan harapan tindakan mereka dapat mendapat dukungan dan dukungan dari Washington.

4. Perang terhadap proksi Iran terus berlanjut Bagi Teheran, posisi kuat Israel merupakan ancaman langsung. Dengan kemungkinan peningkatan dukungan AS, Israel dapat melancarkan serangan lebih lanjut terhadap aset Iran di Suriah atau memperluas operasi terhadap infrastruktur Iran di wilayah tersebut untuk membatasi pengaruh Iran.

“Pemerintah Iran sangat menyadari bahwa era baru Trump dapat memicu babak baru konflik dan meningkatkan konflik, karena Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat, mengambil sikap keras dan proaktif,” jelas Sadygzade.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *