TEMPO.CO, Jakarta – Dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia 2024 yang jatuh pada 10 Oktober, Kementerian Kesehatan mengajak pemangku kepentingan untuk memprioritaskan isu kesehatan mata. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk meningkatkan kesadaran dan menjaga kesehatan mata.
Prevalensi gangguan penglihatan pada anak sekolah usia 5-19 tahun di Indonesia diperkirakan mencapai 10 persen. Kementerian Kesehatan juga menyampaikan bahwa gangguan penglihatan sudah menjadi masalah nasional dan global.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi disabilitas pada penduduk usia di atas 1 tahun sebesar 0,4 persen dan proporsi penggunaan alat bantu penglihatan pada penduduk usia di atas 1 tahun di Indonesia sebesar 0,4 persen. 11,9 persen,” kata Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Yudi Pramono di Jakarta, Senin 7 Oktober 2024.
Ia mencontohkan data World Report on Vision tahun 2019 yang saat ini di seluruh dunia terdapat 2,2 miliar orang yang mengalami gangguan penglihatan. Ia memperkirakan 1 miliar di antaranya dapat dihindari, dicegah, atau diobati.
“Sekitar 65 juta anak di dunia menderita rabun jauh atau rabun jauh dan diperkirakan akan meningkat menjadi 275 juta pada tahun 2050,” ujarnya.
Risiko Kebutaan Yudi menjelaskan, jika kelainan refraksi mata tidak ditangani, kondisinya bisa semakin parah, bahkan menyebabkan kebutaan. Apabila pencegahan dan pengendalian tidak dilakukan secara serius dan intensif maka dampak dan gangguan penglihatan akan mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan masyarakat serta menjadi beban dan kerugian perekonomian bagi negara.
Pada anak, kesehatan mata berperan penting dalam pencapaian prestasi akademik. Ia mengatakan, pemberian kacamata kepada anak yang membutuhkan dapat menurunkan kegagalan belajar hingga 44 persen. Yudi menjelaskan, penyebab kebutaan pada anak bermacam-macam. Selain gangguan refraksi mata, ada juga katarak dan glaukoma.
Ia memperkirakan 5-20 persen kebutaan pada anak disebabkan oleh katarak dan sekitar 20.000-40.000 anak dilahirkan dengan katarak kongenital. Menurutnya, kondisi tunanetra mengutamakan upaya promotif dan preventif melalui pengendalian faktor risiko, skrining atau deteksi dini gangguan penglihatan pada kelompok risiko, serta penguatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan komprehensif.
“Hal ini juga tidak terlepas dari upaya rehabilitasi kuratif yang mendukung kelancaran program,” ujarnya.
Pilihan Editor: Jenis nutrisi yang dibutuhkan mata yang sehat dan sumbernya
Sejumlah alasan pandangan ke depan tersebar luas di kalangan Jenderal Z. Baca selengkapnya
Salah satu kondisi mata anak yang menjadi perhatian pada Hari Penglihatan Sedunia 2024 adalah mata malas atau ambliopia. Apa yang perlu Anda ketahui? Baca selengkapnya
Menjaga kesehatan mata dengan mengonsumsi makanan sehat penting dilakukan untuk mencegah masalah penglihatan serius seperti katarak. Baca selengkapnya
Mata malas merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya perubahan jalur saraf antara otak dan mata sehingga mengakibatkan menurunnya kemampuan melihat. Baca selengkapnya
Tak hanya wortel, sayuran hijau juga memiliki manfaat baik untuk menjaga kesehatan mata anak-anak hingga orang dewasa. Baca selengkapnya
Kasus rabun jauh semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya anak yang bermain gadget dalam kesehariannya tanpa aturan waktu yang jelas. Baca selengkapnya
Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam mengenali dan mendeteksi gangguan mata pada anak sejak dini agar tidak mengalami gangguan penglihatan di kemudian hari. Baca selengkapnya
Kepercayaan diri anak low vision dipengaruhi oleh bagaimana orang tua mendukung dan menyikapi anak ketika menghadapi tantangan. Baca selengkapnya
Para ahli menjelaskan, jika diabetes tidak ditangani dengan baik, terdapat risiko retinopati diabetik yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Baca selengkapnya
Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, terdapat risiko terjadinya retinopati diabetik yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Baca selengkapnya