Jakarta – Pemerintah terus melakukan berbagai inisiatif untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung program makan gratis bergizi bagi generasi muda Indonesia. Salah satunya adalah optimalisasi lahan dan pembuatan sawah baru di beberapa kawasan strategis di Indonesia.

Yudi Satro, Direktur Jenderal Pangan dan Tanaman Kementerian Pertanian (Kementan), mengatakan inisiatif tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap pangan bergizi karena krisis pangan global semakin nyata akibat perubahan iklim dan pertanian. konversi makanan. Negara.

Ia mengatakan, “Sebagai bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian, Pangan, dan Perdesaan telah menjadikan optimalisasi lahan tidur atau lahan yang tidak digunakan secara produktif sebagai prioritas utama,” dan bertanya, “apakah pangan bergizi akan tersedia. Apakah persediaan pangan akan mencukupi pada Senin (11 November 2024).

Menurut data Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki lahan kosong yang cukup luas di berbagai daerah yang berpotensi untuk dijadikan lahan produktif. Program optimalisasi lahan ini dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengubah lahan kosong menjadi kawasan pertanian penghasil pangan.

Selain optimalisasi lahan, Kementan juga fokus membangun sawah baru di wilayah yang potensi pertaniannya tinggi. Program tekanan padi baru ini difokuskan pada wilayah yang memiliki sumber air memadai dan kesuburan tanah tinggi, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Yudi mengatakan, pada akhir tahun 2024 akan terbentuk ribuan hektare sawah baru dan siap untuk ditanami. Kementerian Pertanian menargetkan pembukaan lahan sawah baru seluas 3 juta hektar dalam empat tahun ke depan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan stok beras dalam negeri dan menjaga stabilitas harga beras di pasar.

“Kami optimis dengan pencetakan sawah baru ini, ketahanan pangan nasional akan terjamin dan masyarakat dapat menikmati harga beras yang stabil,” kata Yudi.

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan juga menekankan pentingnya kerja sama antar kementerian dan organisasi terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan. Kerjasama tersebut juga mencakup Kementerian PUPR untuk pembangunan infrastruktur pertanian dan Kementerian Desa untuk optimalisasi lahan di pedesaan dan pemanfaatan dana desa untuk meningkatkan produksi pangan lokal.

Kolaborasi ini juga menyasar inisiatif ketahanan pangan berkelanjutan Kementerian Pertanian untuk mendorong masyarakat bercocok tanam di rumah. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah sekaligus mengoptimalkan potensi lokal.

“Kami ingin memanfaatkan pekarangan kami agar masyarakat bisa menanam sayuran dan buah-buahan sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizinya secara mandiri,” jelasnya.

Krisis pangan yang terjadi di banyak negara akibat cuaca ekstrem dan perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Departemen Pertanian mengantisipasi dampak peristiwa iklim seperti El Niño yang dapat mengurangi curah hujan dan mempengaruhi produksi pangan.

Intervensi tersebut dilakukan Kementerian Pertanian dengan menyiapkan lahan rawa sebagai lahan cadangan pertanian. Lahan basah ini dapat dijadikan salah satu alternatif lahan pertanian yang tetap bisa menghasilkan meski pada musim kemarau.

Selain itu, Kementerian Pertanian berupaya menurunkan laju konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian. Kementerian Pertanian terus mendesak pemerintah daerah dan masyarakat untuk melindungi lahan pertanian yang ada guna menjamin produksi pangan nasional yang berkelanjutan. Lahan kosong Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 7 juta hektar, dan pemerintah berharap dapat mempertahankan kawasan tersebut melalui kebijakan yang ketat.

Kementerian Pertanian optimis ketahanan pangan nasional dapat dicapai melalui berbagai upaya strategis mulai dari optimalisasi lahan, pembukaan lahan sawah baru, dan kerja sama antar kementerian. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan berkualitas dan mendukung program makan siang bergizi.

“Melalui ketahanan pangan yang kuat, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan dan mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *