NEW DELHI – Impor baja India mencapai rekor tertinggi dalam tujuh bulan pertama tahun fiskal hingga bulan April, menurut data sementara pemerintah yang ditinjau oleh Reuters. Kabar tersebut mengejutkan ratusan produsen baja skala kecil di India.

Tiongkok, produsen baja terbesar di dunia, mengirimkan 1,7 juta ton baja jadi ke India antara bulan April dan Oktober, atau 35,4 juta metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data terbaru yang tersedia.

Situasi keuangan semakin memburuk bagi produsen baja India yang berjuang mengatasi membanjirnya impor baja murah dari Tiongkok. Harga domestik juga turun di negara-negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, meskipun permintaan tinggi didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan belanja infrastruktur.

Sebagai produsen baja terbesar di dunia, Tiongkok terutama memproduksi baja, pelat baja, kumparan panas, pelat galvanis,

Total impor baja jadi India naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir sebesar 5,7 juta metrik ton pada periode April-Oktober. Impor baja jadi dari Jepang dan Vietnam juga meningkat lebih dari dua kali lipat selama periode ini. Cina Korea Selatan dan Jepang menyumbang 79 persen impor baja jadi pada bulan April dan Oktober, menurut data.

Kementerian baja India sedang meminta bea perlindungan atau bea sementara sebesar 25 persen pada produk pelat baja untuk membatasi impor murah dari Tiongkok, menurut laporan Reuters.

“Ada risiko peningkatan tajam impor murah dari Tiongkok,” Sandeep Poundrick, pejabat senior di kementerian baja, mengatakan dalam surat tertanggal 27 November kepada rekannya di kementerian perdagangan.

Kementerian Baja belum menanggapi permintaan konfirmasi. Gulungan canai panas merupakan kategori impor terbesar antara bulan April dan Oktober. Pada kategori produk non-flat, batangan merupakan importir utama, menurut data terbaru yang tersedia.

India juga dikenal sebagai produsen baja mentah terbesar kedua di dunia, namun India menjadi pengimpor bersih pada tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2024, sebuah tren yang terus berlanjut sejak saat itu. Permintaan menguat karena konsumsi baja jadi naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun antara bulan April dan Oktober.

Sementara itu, ekspor baja jadi India turun 29,3 persen antara bulan April dan Oktober, menjadikan Italia sebagai pembeli baja India terbesar. Namun ekspor ke Inggris meningkat hampir 15 persen antara bulan April dan Oktober, data menunjukkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *