JAKARTA – Konferensi Pemuda Indonesia 2025 diselenggarakan pada Senin, 20 Januari 2025 oleh komunitas mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta yang tergabung dalam Dewan Pengurus Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) dan Ruang Gerak Indonesia. Kegiatan tersebut mengangkat tema “pemuda”. Sukupolvi Politika sebagai pemeran utama Sukaria” dan menghadirkan banyak pembicara, antara lain mahasiswa, politisi muda, aktivis 98 orang.

Pendiri Ruang Gerak Indonesia Jesse Kuncioli mengatakan Konferensi Pemuda Indonesia 2025 di Jakarta merupakan wadah diskusi yang melibatkan mahasiswa dan generasi muda, termasuk politisi muda di parlemen saat ini.

“Kami ingin mendengar langsung dari para politisi muda kita di parlemen bagaimana para politisi muda memperjuangkan rakyat dan nilai-nilai demokrasi di parlemen,” ujarnya.

JC mengatakan, ada persepsi di kalangan generasi muda bahwa partai politik menjadikan masyarakat sebagai komoditas hanya untuk mendapatkan suara setiap lima tahun sekali.

“Dalam kegiatan konferensi pemuda Indonesia ini kami ingin mengajak rekan-rekan mahasiswa dan kawan-kawan muda lainnya untuk tidak meragukan politik. Karena sejarah telah mencatat bahwa generasi muda berperan dalam perubahan politik Indonesia,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Anggota DPR Adian Napitupulu dari PDI Perjuangan (PDIP) mengatakan mahasiswa dan gerakan pemuda harus peduli terhadap dinamika sosial dan politik Indonesia.

Menurut Adian, generasi muda dan pelajar harus berani mengutarakan keinginan masyarakat. “Boleh bicara demokrasi, boleh bicara perubahan, tapi harus mau turun dan mendengarkan langsung kepentingan rakyat,” kata Adion.

Aktivis 98 menilai kelemahan mahasiswa masa kini adalah menilai keresahan masyarakat hanya melalui media sosial tanpa mengorganisasi masyarakat. “Inilah kelemahan siswa masa kini. Berbeda jika mendengar permasalahan masyarakat langsung dari buku pelajaran,” ujarnya.

Oleh karena itu, Adian berharap Indonesia Youth Summit 2025 dapat memberikan visi kepada mahasiswa dan generasi muda untuk selalu mendengarkan dan memperjuangkan suara masyarakat dimanapun berada.

Sementara itu, Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI Narendra Kimas mengatakan, saat ini mahasiswa dan pemuda mempunyai cara tersendiri dalam memperjuangkan demokrasi dan suara rakyat.

Menurut Narendra, setiap generasi mempunyai tempat dan cara tersendiri dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

“Mungkin dulu aktivis mahasiswa berjuang melalui pengorganisasian, demonstrasi dan lain sebagainya. Mahasiswa dan Gen-Z saat ini bisa punya cara sendiri untuk menyampaikan aspirasinya di tengah perkembangan dunia digital saat ini,” ujarnya.

“Mungkin bisa melalui media sosial, seperti petisi dan lain sebagainya. Katanya: ‘Soalnya generasi muda tidak boleh apolitis, generasi muda harus selalu melangkah maju untuk menyerukan keinginan masyarakat dengan caranya sendiri.’

Selain itu, ia menilai gerakan perubahan politik hanya boleh dilakukan melalui demonstrasi. Namun lanjut Narendra, generasi muda saat ini mempunyai banyak ruang kreativitas yang dapat mempengaruhi kebijakan publik.

Banyak cara untuk melakukan perubahan, bisa melalui diskusi, kemudian mengungkapkan keprihatinan masyarakat di media sosial, seperti membuat petisi online dan lain sebagainya. Intinya jangan pernah bosan menjaga nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Dia berkata.

FYI, banyak tokoh dan aktivis muda yang juga hadir di Indonesia Youth Summit 2025. Diantaranya Priscilla J. Justin, Ketua DPP BMI Divisi Perempuan dan Anak, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang juga DPP BMI Divisi Riset dan Inovasi Meryl Saragih, Bagas Wisnu (Juru Bicara Semrak UPNVJ). , dan Mohammad Fazreal Ihfron (Ketua Himapol Korwil RI 3 2023-2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *