JAKARTA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berbicara soal pendanaan politik untuk Pilkada Serentak 2024, menyebut partainya tak punya uang di banyak daerah.
“Kemarin kita semua merasa prihatin, pemilihan kepala daerah adalah keuangan politik, persaingan yang buruk dan banyak ujian untuk bekerja sama sebagai kekuatan negara,” kata Cak Imin saat membuka acara V Nasional Perempuan Nasional. Pertemuan pada Sabtu (30/11/2024) malam di Hotel Sultan, Jakarta.
Cak Imin mengaku bertemu dan berdiskusi dengan calon Gubernur Riau yang diusung PKB Abdul Wahid.
“Sebelum kita bertemu dengan Gubernur Riau, kemarin kita sudah sampaikan bahwa ini serius, sulit memenangkan pilkada tanpa uang. Ini serius, demokrasi sudah banyak terpuruk karena masyarakat memilih uang,” ujarnya. Dia berkata.
“Menjadi gubernur tanpa mengeluarkan uang harusnya menjadi tolok ukur kritik kita terhadap Pilkada. Teman Abdul Wahid itu tidak punya sumber daya,” imbuhnya.
Cak Imin melaporkan, banyak calon yang rela mengeluarkan uang Rp300.000 untuk pemilih di banyak daerah.
“Menurut hasil penelitian, kalau belanja hanya Rp 300.000 saja, tidak diterima 100.000 saja. Karena tahu masyarakat tidak terima, Pak Wahid berkata, “Enggak, dari pada Rp 300.000, saya harus keluarkan itu karena aku tidak punya uang.”
Jadi tidak ada calon yang mengeluarkan Rp300.000, jadi siapa yang punya ide, imbuhnya.
Cak Imin membenarkan, dirinya sudah berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto soal pengeluaran uang sepanjang Pilkada Serentak 2024 dan mengatakan akan mengambil tindakan agar pemilu tidak mahal.
“Pembelajaran dari pemilukada ini adalah memperbaiki proses dan menyempurnakan undang-undang dan kebijakan pembangunan, termasuk undang-undang dan kebijakan pembangunan, serta bersaing”. Dia melanjutkan.
Presiden Keimin mengumumkan bahwa kampanye politik di Indonesia akan menyelesaikan perkembangan dan prosesnya. “Tentu saja, Dia (Prabowo) bilang, “Ayo kita legalkan.”