TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah meningkatkan pemanfaatan nyamuk wolbachia sebagai inovasi pencegahan penyakit demam berdarah (DBD). Melansir Antara, nyamuk Aedes aegypti dengan bakteri Wolbachia akan dilepasliarkan di Jakarta pada 4 Oktober 2024.

“Pada tanggal 4 Oktober kita akan melepasliarkan pertama Aedes aegypti ber-wolbachia di Kembangan, Jakarta Barat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati, Rabu, 25 September 2024, di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Apa itu nyamuk wolbachia?

Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh secara alami di dalam tubuh serangga. Mengutip teks dari ugm.ac.id, wolbachia terdapat secara alami pada 70 persen serangga di bumi, termasuk beberapa jenis serangga yang sering menggigit manusia. Bakteri ini hanya hidup di sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur.

Wolbachia terbukti mampu melumpuhkan virus demam berdarah yang ada di tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus demam berdarah tidak bersentuhan dengan tubuh manusia. Mekanisme pencegahan penyakit DBD yang disebabkan oleh wolbachia adalah melalui proses perkawinan antara nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia dengan Aedes aegypti yang tidak ber-Wolbachia.

Sejak keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh World Mosquito Project (WMP) Yogyakarta, wolbachia telah digunakan sebagai upaya menekan dan mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Penelitian yang dilakukan Adi Utarini ini dilakukan dengan menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri Wolbachia.

Bagaimana cara kerja teknologi Aedes Aegypti yang mengandung Wolbachia?

1. Wolbachia disuntikkan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti

2. Nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina: telurnya tidak menetas

3. Nyamuk jantan kawin dengan nyamuk ber-Wolbachia betina: telur yang menetas adalah Wolbachia.

4. Nyamuk Wolbachia kawin dengan nyamuk Wolbachia betina: telur yang menetas adalah Wolbachia.

Menurut situs Dinas Kesehatan Jakarta, Wolbachia pada tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga menurunkan kemampuan nyamuk untuk menularkan penyakit demam berdarah.

Peningkatan bakteri atau virus ini terjadi melalui mekanisme persaingan makanan antara virus dengue dengan bakteri Wolbachia yang ada di dalam tubuh nyamuk. Semakin sedikit Anda makan, semakin sulit virus demam berdarah berkembang biak.

YOLANDA AGNE | NAOMY AYU NUGRAHENI | di antaranya

Pilihan Redaksi: Nias Selatan Darurat Demam Berdarah dan Wabah Malaria

Ketahui sederet bahaya penggunaan aplikasi WhatsApp SocialSpy yang patut Anda waspadai. Jika Anda sudah memilikinya, cari cara untuk menghapusnya. Baca selengkapnya

Reaksi terhadap gigitan nyamuk berbeda-beda pada setiap orang. Ada orang yang hanya mengalami gatal ringan dan ada pula yang mengalami gatal parah. Jangan lakukan itu. Baca selengkapnya

Sikat gigi tergolong alat yang sensitif terhadap bakteri karena sering terkontaminasi mikroba pada air liur dan jaringan mulut.

Pakar kesehatan memperingatkan bahaya mengikis lemari es – menempatkan dekorasi di lemari es – daripada mencari perhatian di media sosial. Baca selengkapnya

Nyamuk ber-Wolbachia diklaim tidak bisa menularkan virus dengue jika bersentuhan dengan manusia. Baca selengkapnya

Salah satu kemungkinan yang diramalkan para ahli adalah penularan flu burung dari susu sapi yang diminum pasien. Baca selengkapnya

Hindari sakit selama pergantian musim dengan melakukan perjalanan yang cerdas dan bahagia. Periksa artinya. Baca selengkapnya

Beberapa orang yang terjangkit demam berdarah mengira dirinya sudah kebal sehingga tidak akan tertular lagi. Dengarkan penjelasan dokter. Baca selengkapnya

Melawan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu merupakan stres bagi anak-anak. Berikut beberapa tips agar anak tidak mudah tertular di sekolah. Baca selengkapnya

Penyakit hepatitis dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis, tangan yang kotor dan hubungan seks. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *