JAKARTA – Mantan CEO Nissan Carlos Ghosn yang kini berdomisili di Beirut menyebut rencana kesepakatan antara Nissan dan Honda merupakan pertanda Nissan berada dalam “mode ketakutan”.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television, Ghosh berkata, “Ini adalah langkah yang putus asa. Ini bukan kesepakatan yang layak karena sejujurnya, sulit untuk menemukan sinergi antara kedua perusahaan.”
Meragukan kedagingan dan keharmonisan yang dipertanyakan
Ghos, yang melarikan diri dari Jepang lima tahun lalu atas tuduhan penggelapan uang, merasa skeptis terhadap manfaat merger Nissan-Honda.
Menurut dia, kedua perusahaan beroperasi di pasar yang sama dengan merek dan produk yang sama, sehingga sulit mencapai sinergi yang diharapkan.
“Nissan dan Honda beroperasi di pasar yang sama dengan merek dan produk yang sama,” kata Ghosn. Ia yakin motivasi perjanjian ini diciptakan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang.
Intervensi pemerintah dan logika industri Ghosn berpendapat bahwa pemerintah Jepang mendorong Honda untuk melaksanakan kesepakatan untuk menyelamatkan Nissan yang sedang kesulitan. “Mereka mencoba mencari cara untuk mendamaikan masalah jangka pendek Nissan dengan visi jangka panjang Honda,” ujarnya.
Meski begitu, Ghos menegaskan tidak ada logika industri dalam kesepakatan ini. “Ada saatnya Anda harus memilih antara performa dan kontrol,” tambahnya.
Honda mempertimbangkan beberapa opsi. Honda telah mengonfirmasi sedang mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk merger, aliansi modal, atau pembentukan anak perusahaan dengan Nissan. Sementara itu, Hon Hai Precision Industry (Faxcon), yang juga menyatakan minatnya pada Nissan, dilaporkan menunda rencana akuisisinya.
Ghosn dan Nissan terlibat perselisihan hukum lebih dari enam tahun setelah pejabat Nissan berencana menangkapnya dan mengeluarkannya dari perusahaan. Nissan mengklaim mantan CEO mereka gagal menyatakan pendapatannya dan menyalahgunakan aset perusahaan untuk keuntungan pribadi. Ghosh membantah tuduhan tersebut dan menuduh Nissan merusak keuangan dan reputasinya.