JAKARTA – Bak di film fantasi, bencana nuklir Chernobyl di Ukraina berdampak pada mutasi makhluk hidup di sekitarnya. Salah satunya adalah Cladosporium sphaerospermum: jamur pemakan radiasi.
Pada tahun 1986 terjadi bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang meninggalkan dampak radiasi yang serius terhadap lingkungan. Namun, di antara kerusakan tersebut, ditemukan organisme unik yang mampu bertahan dan bahkan mendapat manfaat dari radiasi. Organisme tersebut adalah jamur Cladosporium sphaerospermum.
Cladosporium sphaerospermum merupakan salah satu jenis jamur demotik (berpigmen gelap) yang tersebar luas di berbagai lingkungan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Meskipun C. sphaerospermum sering dianggap sebagai jamur penyebab alergi dan gangguan pernafasan, namun ia memiliki ciri unik yang menarik perhatian para ilmuwan, yaitu kemampuannya untuk bertahan hidup bahkan berkembang biak di lingkungan dengan radiasi tinggi.
Ciri-ciri Cladosporium sphaerospermum
C. sphaerospermum memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan jamur lainnya:
– Morfologi: Jamur ini membentuk koloni berwarna hitam kehijauan hingga coklat tua dengan tekstur seperti beludru. Spora C. sphaerospermum berbentuk bulat atau lonjong, kecil (2-3 μm) dan tersusun rantai.
– Habitat: C. sphaerospermum dapat ditemukan di banyak habitat, termasuk tanah, air, udara, tumbuhan, dan bahan organik yang membusuk. Di dalam ruangan, jamur ini sering ditemukan di kamar mandi, dapur, dan area lembab lainnya.
– Kondisi pertumbuhan: C. sphaerospermum mampu tumbuh pada rentang suhu yang luas (4-30°C) dan tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti kekeringan, salinitas tinggi, dan radiasi.
Kemampuan radiotropik
Salah satu ciri yang paling menarik dari C. sphaerospermum adalah kemampuan radiotropiknya, yang berarti kemampuannya dalam menggunakan radiasi sebagai sumber energi. Fenomena ini pertama kali diketahui setelah bencana Chernobyl pada tahun 1986, ketika C. sphaerospermum ditemukan tumbuh subur di daerah yang terkontaminasi radiasi.
Mekanisme radiosintesis Para ilmuwan percaya bahwa C. sphaerospermum melakukan radiosintesis, suatu proses yang mirip dengan fotosintesis pada tanaman, namun menggunakan radiasi pengion dan bukan sinar matahari.
Melanin, pigmen yang memberi warna gelap pada jamur ini, diyakini berperan penting dalam menyerap radiasi dan mengubahnya menjadi energi kimia.
Keunggulan dan Potensi Cladosporium sphaerospermum Kemampuan radiotropik C. sphaerospermum mempunyai potensi besar untuk berbagai aplikasi, antara lain:
1. Perlindungan lingkungan: Jamur ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan yang terkontaminasi radiasi.
2. Perkembangan teknologi: Penelitian radiosintesis dapat menginspirasi pengembangan teknologi baru untuk menghasilkan energi dari sumber radiasi.
3. Bioremediasi: Cladosporium sphaerospermum dapat digunakan untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi radiasi.