Baku – Pada Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim, COP29 UNFCCC, yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, Proyek Realitas Iklim Indonesia meluncurkan serangkaian inisiatif antargenerasi untuk mempercepat aksi iklim.
Di Paviliun Indonesia, Climate Reality Indonesia meluncurkan lima buku untuk mendukung implementasi Nationally Ditented Contributions (NDCs), yaitu: 1) Mock COP atau Model UN Organization Guide. UNFCCC; 2) Climate Café®️ di NDC: Memahami Tantangan NDC. Aksi iklim akar rumput dan keterlibatan pemangku kepentingan.
Kemudian 3) Di leher waktu. Kenangan Seorang Aktivis Harmoni Bumi; 4) Jejak Hijau: Gerakan menuju gaya hidup rendah karbon; 5) Kolektif Mobilitas Bersih: Solusi Kolaboratif untuk Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan.
Selain itu, Climate Reality Indonesia menghadirkan Green Rekomendasi: Baku, Azerbaijan, sebuah tur yang mengedepankan transportasi umum dan jalan kaki sebagai upaya mengurangi polusi udara dan jejak karbon.
Baku, ibu kota Azerbaijan di tepi Laut Kaspia, merupakan destinasi ideal dengan perpaduan unik antara sejarah dan inovasi. Distrik Kota Tua Ichreşehr yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO, dengan landmark seperti Square Tower dan Shirvanshah Palace, kontras dengan cakrawala modern, Flame Tower, dan Heydar Aliyev Center.
Climate Reality Indonesia telah menyelenggarakan kegiatan serupa di banyak kota seperti Solo dan Balikpapan serta kawasan Candi Prambanan sebagai Warisan Dunia UNESCO, sehingga memberikan kesempatan unik untuk melakukan pendidikan budaya yang berwawasan lingkungan.
Ada pula talkshow bertajuk Green World, Intergenerasi Climate Action yang dibawakan oleh Climate Reality Indonesia di Paviliun Indonesia. Acara ini merupakan wadah untuk melibatkan berbagai kelompok umur dan pemangku kepentingan untuk bertukar wawasan, berbagi praktik terbaik, dan mendiskusikan solusi inovatif untuk mengatasi krisis iklim.
Diskusi dimoderatori oleh Ari Adipratomo dari Climate Fact Indonesia, dengan narasumber terkemuka. Mereka termasuk Meg Bearer, dari Climate Truth Project, yang membahas kampanye global untuk mengurangi emisi, dan Amanda Catili Niod, Direktur Climate Truth Indonesia, yang membahas pentingnya keterlibatan komunitas muda. Iqbal Alexander, pendiri Pusat Daur Ulang Kertabumi, menjelaskan tantangan bank sampah di Indonesia.
Sementara itu, Niti Nesadurai dari Southeast Asia Climate Action Network membahas transisi energi di Asia Tenggara. Febrina Intan, PT Taman Wisata Candi, memberikan wawasan dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap pengelolaan situs cagar budaya seperti Candi Prambanan dan Borobudur.
Amanda Catili Neod, direktur Climate Reality Indonesia, mengatakan: “Krisis iklim adalah masalah mendesak yang memerlukan tindakan segera dari seluruh komunitas global. Di COP29, kami menunjukkan bahwa kerja sama antargenerasi dan tindakan nyata dapat membawa perbedaan besar.