TEMPO.CO, Jakarta – Kasus Supriyani, guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) Baito 4 Kabupaten Konawe Selatan, menjadi perhatian publik setelah adanya laporan penganiayaan terhadap siswanya. Kontroversi ini menarik perhatian berbagai pihak.

Dilansir Antara, Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo menilai penerapan keadilan restorasi patut menjadi pertimbangan Supriyani.

Rudianto Lallo menegaskan, dengan berkas perkara yang sudah ada di Pengadilan Negeri Andoolo, maka konsep restorative justice bisa diterapkan.

“Ketika perkara atas nama Supriyani sampai ke Pengadilan Negeri (PN) Andoolo dan akan diperiksa di tingkat pengadilan, disitulah menurut saya gagasan keadilan restorasi bisa diluruskan dan dilaksanakan oleh Andoolo. sapaan akrabnya, demikian keterangan yang diperoleh di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Rudianto mengatakan Supriyani tidak boleh diproses di sistem peradilan pidana, apalagi kasus tersebut melibatkan dugaan pelanggaran ringan.

“Karena perkara Ibu Supriyani sudah berakhir di pengadilan, maka di sinilah pemulihan keadilan paling tepat dilakukan oleh hakim Pengadilan Negeri Andoolo untuk Ibu Supriyani,” ujarnya. Adapun mengenai penangguhan penahanan yang dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Andoolo dan Kejaksaan Andoolo, mengingat negara terlibat dalam perkara tersebut, maka tidak boleh lebih dari itu.

Dukungan terhadap sistem peradilan juga datang dari Polri. Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan solusi damai tetap menjadi pilihan terbaik. Ia mengatakan, upaya mediasi sudah dilakukan sebanyak tiga kali, namun belum tercapai kesepakatan. “Kami berharap komunikasi yang konstruktif dapat dilaksanakan untuk menghindari konflik yang berkepanjangan,” ujarnya. Panjang.

Poengky pun menanggapi rumor yang beredar soal kejahatan Supriyani dan membenarkan penangkapan itu dilakukan jaksa, bukan penyidik ​​polisi. Ia membantah tudingan keluarga korban yang meminta uang perdamaian dan menegaskan informasi tersebut tidak terbukti. .

Supriyani merupakan guru honorer yang melapor ke Polsek Baito pada 26 April 2024. Seorang guru di SDN 4 Baito, Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan, memberikan hukuman kepada siswanya.

Upaya mediasi tidak mencapai kesepakatan sehingga laporan ditunda ke tahap penyidikan. Polisi menetapkan tersangka Supriani pada 3 Juni 2024. Setelah penyidikan selesai, kasus dan tersangka dilimpahkan ke Kejaksaan pada 16 Oktober 2024. Kejaksaan menangkap Supriyani dengan dalih mempercepat proses. Rujukan ke pengadilan.

Melansir Teras.id, kejadian tersebut bermula saat orang tua salah satu siswa menemukan bekas luka di tubuh anaknya yang masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Orang tua korban, anggota polisi AIPDA, menduga cedera tersebut disebabkan oleh seorang guru bernama Supriyani.

Kepala SDN 4 Baito Sanali mengatakan, salah satu pegawainya, Supriyani, memberikan hukuman kepada siswa kelas satu tersebut, namun menurut guru lain dan teman korban, Supriyani tidak melakukan kekerasan terhadapnya. “Belum pernah ada kejadian Bu Supriyani menganiaya siswa. Guru lain juga bersaksi kenapa langsung ditangkap,” kata Sanali, dilansir Antara.

Selain itu, San Liza juga menyampaikan adanya informasi siswa yang dituduh terjatuh saat belajar. “Informasi pertama yang kami dapat, ada anak yang terjatuh ke dalam selokan. Namun dia langsung mengaku dipukul oleh gurunya (Supriyani) hingga menimbulkan luka. Paha bagian dalam.

Setelah Supriyani dilaporkan ke polisi, sebelumnya dilakukan proses perdamaian dengan melibatkan beberapa pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk melakukan mediasi. Dalam mediasi tersebut, Suryani diminta membayar denda Rp 50 juta. Namun pengadilan menyetujui hanya 10 juta riel karena tidak dapat menemukan solusi damai. Akhirnya kasus hukum Supriyani dilanjutkan dan langsung ditahan. Polisi pun mendorong penyidikan dan merujuk kasus tersebut ke Kejaksaan atau P21.

Melaporkan dari Antara Polres Konawe Selatan (Polres) mengatakan, penanganan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan guru Supriyani terhadap siswa SDN 4 Baito, Konawe Selatan (Konsel) berinisial D berjalan konsisten. Berdasarkan standar operasi. Prosedur atau SOP.

ELLYA SYAFRIANI | Antara | TIARA JUWITA | TERAS.ID

Pilihan Penulis: Menteri Pendidikan Daerah mengatakan tidak semua guru akan menerima kenaikan gaji.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan pada semester I tahun 2024, total pendapatan dana perjudian online mencapai Rp 174 triliun. Baca selengkapnya

Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid telah meminta izin kepada DPR terkait lokasi data nasional ke depan yang tidak boleh diungkapkan ke publik. Apa alasannya? Baca selengkapnya

Dhia mengatakan, minimnya perhatian terhadap kesejahteraan profesor berbanding terbalik dengan tuntutan pekerjaan yang dijalaninya. Baca selengkapnya

Pedagang di Depo Sisalak Kambing menjadi korban orang asing

Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid mengungkapkan, situasi di kantornya saat polisi menggeledah kasus perjudian online pada Jumat pekan lalu, tegang. Baca selengkapnya

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus telah menghitung kebutuhan anggaran untuk program 3 juta perumahan. Baca selengkapnya

Meutya Hafid akan memaparkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di hadapan Komisi I DPR. Dia tidak tahu apakah dia akan ditanyai tentang perjudian online. Baca selengkapnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad tak banyak bicara soal tetap memilih pimpinan KPK. Ia mengaku belum mengetahui perkembangan terkini terkait isu tersebut. Baca selengkapnya

Komisioner I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono menanyakan kepada Baleg apakah RUU tersebut akan masuk dalam Prolegnas. Baca selengkapnya

Paripurna DPR menyetujui permohonan kewarganegaraan Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *