JAKARTA – Ketika seseorang terlalu banyak menonton film porno, dopamin akan terkuras. Otak pada akhirnya akan berhenti menembaki musuh untuk melindungi dirinya dari rangsangan berlebihan.
Para peneliti dan ahli masih memperdebatkan apakah pelecehan pornografi dapat digolongkan sebagai kecanduan. Namun, diketahui bahwa pelecehan pornografi dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan dapat menjadi perilaku yang membuat ketagihan.
Pusat dopamin manusia merangsang kecanduan terhadap zat atau perilaku yang merangsang pusat obat di otak. Narkoba, alkohol, video game, dan gula mencoba membebaskan pikiran para pecandu.
Ketika seseorang mabuk, tubuh melepaskan endorfin, yang meningkatkan kadar dopamin, dan ketika seseorang mabuk obat-obatan atau alkohol, orang tersebut merasa gembira.
Seperti halnya alkohol dan obat-obatan, seseorang dapat mentoleransi pornografi, yang berarti mereka membutuhkan lebih banyak olahraga daripada waktu untuk mencapai tingkat kesenangan yang sama.
Kebutuhan akan lebih banyak rangsangan mungkin membuat beberapa orang mengeksplorasi aktivitas seksual yang mungkin berbahaya dalam kehidupan nyata.
Bahan kimia otak bukanlah satu-satunya bahan kimia yang dipengaruhi oleh pornografi. Norepinefrin, oksitosin, vasopresin, endorfin, dan serotonin adalah bahan kimia lain yang terpengaruh oleh pornografi.
Ketika pornografi diaktifkan, kombinasi bahan kimia ini dapat menimbulkan masalah, keinginan, dan hubungan kimia.
Lobus frontal otak dapat terpengaruh ketika seseorang menyalahgunakan obat-obatan, alkohol, atau pornografi. Lobus frontal bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang rasional, jadi jika rendah, maka kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang baik juga rendah.
Kecanduan terjadi ketika dopamin dilepaskan berulang kali. Menonton pornografi dapat menyebabkan sindrom Daphne yang berujung pada keinginan atau desakan untuk menolak Daphne.
Ikatan kimia berkembang ketika banyak bahan kimia dilepaskan di otak. Reaksi kimia tercipta antara bahan kimia dan bahan penyusun senjata ini.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan atau paparan pornografi dalam waktu lama dapat mengakibatkan disfungsi seksual dan penurunan kepuasan seksual terhadap pasangan.
Meskipun kecanduan pornografi tidak menyebabkan ketergantungan fisik seperti obat-obatan dan alkohol, penggunaan otak yang berlebihan dapat berdampak serius pada fungsi sehari-hari.
Ketika seseorang terlalu banyak menonton film porno, dopamin akan habis. Otak pada akhirnya akan berhenti menembaki musuh untuk melindungi dirinya dari rangsangan berlebihan.
Terakhir, pornografi dapat mengubah fungsi otak. Pikiran mulai fokus pada hal-hal yang membuatnya bahagia dan merangsang.
Seperti narkoba atau alkohol, otak menjadi kecanduan pornografi, dan seks atau keintiman belum tentu menyenangkan bagi individu.
Meskipun pornografi tidak lagi dipandang sebagai hal yang tabu bagi banyak orang, penggunaan pornografi secara berlebihan adalah hal yang tidak realistis dan tidak realistis. Kebutuhan ini dapat muncul karena berbagai alasan, karena dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal dan mengurangi kebahagiaan keharmonisan seseorang.