TEMPO.CO, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ema Sumarna (ES) bersama 3 orang lainnya terkait kasus dugaan korupsi pengadaan kamera pengintai dan ISP atau CCTV dan ISP di kawasan kota pintar Bandung. proyek.

3 orang lainnya yang ditangkap adalah Achmad Nugraha (AH), Riantono dan Ferry Cahyadi Rismafury (FCR). Ketiganya merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bandung periode 2019-2014. Sedangkan Ema Sumarna merupakan Sekretaris Daerah Kota Bandung yang juga menjabat Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) periode 2019-2024.

Kasus ini merupakan lanjutan operasi terhadap Wali Kota Bandung yang terlibat kasus suap terkait pelaksanaan program Bandung Smart City. Wali Kota yang dimaksud, Yana Mulyana, terjaring operasi pada 14 April 2023.

Terkait pemeriksaan, Asep menyatakan para tersangka akan ditahan selama 20 hari pertama. Penahanan mereka akan dimulai pada 26 September hingga 15 Oktober 2024 di Rutan KPK. Profil Ema Sumarna, lahir di Sumedang pada tanggal 7 Desember 1966, menyelesaikan studi D3 (diploma 3) di Akademi Pemerintahan Daerah (APDN). Mengutip laman Protokol Komunikasi Pimpinan Kota Bandung, Ema dikabarkan melanjutkan pendidikannya di Universitas Langlangbuana dan meraih gelar master di Universitas Padjadjaran (Unpad).

Sebelum menjalankan tugasnya sebagai Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema merupakan seorang kepala desa, bupati, kepala dinas di beberapa satuan kerja, kepala dinas bahkan kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kota Bandung.

Ema menerima penghargaan dari Lembaga Administrasi Negara Indonesia, Satyalancana Karya Satya selama 20 tahun dan Satyalancana Karya selama 30 tahun.

Melansir bandung.go.id, karir Ema di pemerintahan dimulai pada tahun 1991 saat ia menjabat sebagai sekretaris kepala desa. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1995, ia diangkat menjadi Kepala Desa Ciumbuleuit, dan setahun setelahnya, pada tahun 1996, ia diangkat menjadi Pembantu Gubernur.

Pada tahun 1999, karirnya terus menanjak dengan diangkat menjadi Sekretaris Pribadi Gubernur, disusul dengan pengangkatannya sebagai Bupati Cibeunying Kidul pada tahun 2001. Pada tahun 2003, Ema diberi tanggung jawab sebagai Kepala Bagian Tata Usaha sebelum kemudian menjadi Kepala Dinas. Departemen Pemerintah untuk Pembangunan dan Pemerintahan Daerah pada tahun 2004.

Pada tahun 2005, Ema menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi, dan pada tahun 2010 diangkat sebagai Kepala Folke- and Folkeregisteret. Setahun kemudian, pada tahun 2011, beliau diangkat menjadi Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Industri, dan pada tahun 2014 menjabat sebagai Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

Kariernya di bidang perpajakan dan administrasi perpajakan dimulai pada tahun 2016 saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pajak, dan setahun kemudian ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Pajak Daerah pada tahun 2017. Puncak Karir Ema di Negeri Pemerintahan datang pada tahun 2018, saat ia diangkat menjadi Sekretaris Daerah Metropolitan Bandung, jabatan strategis yang akan disandangnya hingga tahun 2023. Untuk melanjutkan kasus Ema Sumarna, Asep menjelaskan, Ema Sumarna, Achmad Nugraha, Riantono, dan Ferry Cahyadi Rismafury menjadi tersangkanya. menerima hadiah atau. janji terkait pengadaan atau proyek pekerjaan yang dibiayai APBD di Kota Bandung periode tahun 2020-2023. Ema Sumarna diduga menerima sedikitnya Rp1 miliar.

Ketiga tersangka anggota DPRD Kota Bandung tersebut diduga menerima uang sejumlah Rp1 miliar dan bekerja dari Dinas Kota Bandung. Asep menjelaskan, kasus ini bermula dari pembahasan APBD Perubahan APBD Kota Bandung 2022 antara TAPD dan DPRD yang menghasilkan kesepakatan anggaran pelayanan transportasi terkait program Bandung Smart City.

Ema Sumarna diduga rutin menerima tip dari Dinas Perhubungan dan instansi lain pada tahun 2020 hingga 2024. Sebagai Ketua TAPD, ia memfasilitasi penambahan anggaran Perubahan APBD tahun 2022 di bidang pelayanan transportasi untuk kepentingan anggota DPRD. . Sementara itu, Riantono, Achmad Nugraha, dan Ferry Cahyadi Rismafury mendapat tips dan pekerjaan dari instansi yang bekerja sama dengan DPRD, khususnya Komisi C.

MICHELLE GABRIELA | AMELIA RAHIMA SARI

Pilihan Redaksi: KPK Tangkap Anggota DPRD Kota Bandung Yudi Cahyadi dalam Kasus Korupsi Bandung Smart City

Pengacara Sahbirin Noor yakin bisa berhasil menggugat keputusan KPK terhadap tersangka. Baca selengkapnya

Hingga akhir kuartal III 2024, BRI berhasil melunasi pinjaman senilai Rp1.353,36 triliun.

Dengan AgenBRILink, masyarakat dapat menikmati berbagai layanan perbankan

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan Presiden Prabowo akan mengambil keputusan mengenai nasib Ketua KPK yang diserahkan kepada Jokowi. Baca selengkapnya

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akan mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar subsidi LPG tetap dipertahankan penuh

Meski berjanji tidak akan menggusur PKL, Pramono meminta para pedagang tetap menjaga kebersihan tempat berjualan. Baca secara keseluruhan

BRI hadir untuk memberdayakan UKM sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional Baca selengkapnya

KPK belum merilis nama kedua tersangka kasus dugaan korupsi tsunami NTB. Baca selengkapnya

Aparat kepolisian harus bisa mengontrol dan mengawasi personelnya secara ketat untuk mencegah terjadinya kejanggalan dalam kasus Firli Bahuri. Baca selengkapnya

Laundering atau pencucian, caranya berbeda-beda. Berikut 7 jenis Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang sering dilakukan. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *