JAKARTA – Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya PT Perkebunan Nusantara IV akan memulai program rehabilitasi perkebunan sawit rakyat yang selama ini diselingi atau terfragmentasi dengan perkebunan padi. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Menurut CEO Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohamed Abdul Ghani, total perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta hektar (ha), dimana 42% atau 6,94 juta hektar merupakan perkebunan kelapa sawit rakyat. .
“Untuk perkebunan rakyat, dari 6,9 juta hektar, saat ini terdapat 2,8 juta hektar perkebunan kelapa sawit yang sudah berumur lebih dari 25 tahun dan perlu segera direstorasi,” kata Abdulghani dalam keterangannya, Rabu (27/11).
Hingga saat ini, kata Abdulghani, kawasan pemulihan kelapa sawit (PAR) seringkali “tidak aktif” selama sekitar dua setengah tahun sebelum panen. Alhasil, PTPN yang mendapat instruksi dari Kementerian BUMN bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Kementerian Pertanian dan berbagai instansi terkait untuk memulai penerapan program tumpangsari di kawasan PSR saat tanaman belum selesai dibangun. Dewasa.
“Ini potensi besar untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan presiden,” ujarnya.
Inisiatif yang mengikutsertakan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Research Perkebunan Nusantara ini diwujudkan dalam program tanam padi PTPN (Thampan) yang rencananya akan dimulai dalam waktu dekat. Sebagai pilot project, Tampo pertama akan diluncurkan di bawah pengelolaan PAPN IV (Palmco) di lahan PSR di Kabupaten Sikh, Provinsi Riau.
Direktur PTPN IV Palmco Yatmiko Santosa menambahkan, penanaman padi di lahan PSR akan mendapat manfaat dari pemanfaatan Padi Gogo di beberapa perkebunan sawit plasma milik Koperasi Produsen Karia Maju di Desa Berumbung Baru, Kabupaten Dayun. Siak.
“Kami berencana memulai PSR di lahan seluas 60 hektar milik petani Sikh. Dari 60 hektare, padi gogo bisa ditanami hingga 20 hektare, dengan cara tumpangsari atau tumpangsari,” jelas Jatmiko.
Sementara itu, IPB telah mencanangkan program pengembangan padi gogo untuk meningkatkan kapasitasnya guna mendukung ketahanan pangan di lahan PSR. Prof.
Selain itu, ada kemungkinan pemanfaatan lahan PSR sekitar 470 ribu hektare yang bisa menghasilkan 1,1 juta ton beras,” tegasnya.