JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah menyusun Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan dan Pengurangan Stunting. Rencana nasional yang disusun periode 2025-2029 memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan periode sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Komisioner Pembangunan Manusia dan Dukungan Kebijakan Gender, Sekretaris Wakil Presiden (Wapres) Suprayoga Hadi pada Forum Dialog Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema “Gizi n gratis, solusi mengatasi kebuntuan ,” pada hari Senin. (18/11/2024).

Menurut Suprayoga, strategi ini tidak hanya mencakup pemberian bantuan secara langsung dan efektif, namun juga melibatkan identifikasi lima kelompok sasaran utama. “Lima kelompok sasaran tersebut adalah ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah dua tahun (baduta), anak (usia 2-5 tahun), serta perempuan dan mereka yang akan menikah di kemudian hari,” ujarnya.

Suprayoga mengatakan, jika sebelumnya fokus utama adalah menekan angka pemotongan, kini pencegahan lebih besar peranannya. Prosesnya meliputi pemberian nutrisi yang tepat, pemeriksaan kesehatan rutin bagi calon pengantin, serta pendidikan bagi anak perempuan dan ibu hamil.

Salah satu program unggulan yang akan mendukung Strategi Nasional adalah program nasional pertama yang akan diluncurkan pada Januari 2025.

Suprayoga menekankan pentingnya keterkaitan antara program gizi gratis dan inisiatif nasional untuk memastikan manfaat langsung bagi masyarakat. Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah dampak jangka panjang dari kerusakan yang sulit diperbaiki.

Strategi nasional yang baru ini juga akan sejalan dengan kerangka tata kelola yang lebih inklusif. Badan Perencanaan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menjadi badan utama yang didukung oleh Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan di lapangan.

“Rencana nasional ini akan menjadi landasan yang kokoh untuk memastikan program ini terus berlanjut hingga lima tahun ke depan,” imbuhnya.

Rencana nasional tersebut akan dituangkan dalam revisi Keputusan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 yang menjadi acuan rencana hingga tahun 2029. Proses penulisan Perpres ini, menurut Suprayoga, setidaknya hampir sempurna dan mudah-mudahan itu akan terjadi. diterbitkan. pada bulan Januari 2025.

Suprayoga optimis sistem yang lebih fokus dan berbasis pencegahan dapat mendukung pencapaian tujuan perluasan penyakit stuting turun menjadi 14,2% pada tahun 2029, dan mencapai 5% pada tahun 2045. “Indonesia diakui dunia sebagai contoh terbaik di dunia pintar,” katanya.

Untuk mempersiapkan Strategi Nasional yang berfokus pada pencegahan dan metode berdasarkan kelompok sasaran, pemerintah Indonesia tidak hanya menetapkan arah yang jelas untuk mengatasi stunting, namun juga memperkuat komitmennya untuk mencapai hasil yang baik di generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *