TEHERAN – Iran telah membuat rencana untuk mempertahankan produksi dan ekspor minyak dan siap menghadapi pembatasan minyak dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Perminyakan Iran Mohsen Paknejad, Reuters dan situs Kementerian Perminyakan Shana melaporkan.
Pada tahun 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi yang merugikan sektor minyak Iran, sehingga produksinya turun sebesar 2,1 juta barel per hari.
“Langkah-langkah yang diperlukan telah diambil. Saya tidak akan menjelaskan secara rinci, namun mitra kami di sektor minyak telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pembatasan yang akan datang dan tidak perlu khawatir,” kata Paknejad.
Dalam beberapa tahun terakhir, produksi minyak Iran telah pulih menjadi sekitar 3,2 juta barel per hari, menurut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), di mana Iran menjadi anggotanya.
Ekspor minyak Iran hampir mencapai rekor tertinggi yaitu 1,7 juta barel per hari tahun ini, meskipun ada sanksi AS.
Kilang minyak Tiongkok membeli sebagian besar minyak. Beijing mengatakan akan mengabaikan sanksi AS.