TEMPO.CO, Bandung – Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan Pemerintah Jawa Barat memblokir penerimaan sampah yang dikirim dari Bandung Raya ke TPA Sarimukti di Bandung Barat.
“Dari 1.750 ton dua bulan ke depan hingga 30 November 2024 diperkirakan turun 500 ton, sehingga tempat terakhir di TPA Sarimukti pada November hanya 1.250 ton per hari,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu. 9 Oktober 2024.
“Kita harapkan bisa turunkan 170 rit menjadi 140 rit, Kabupaten Bandung dari 70 menjadi 40 rit, Kota Cimahi dari 37 menjadi 17 rit, dan Kabupaten Bandung Barat dari 20 menjadi 17 rit,” imbuhnya.
Herman mengatakan, kabupaten/kota di Bandung Raya diminta memperbaiki pengolahan sampah di wilayahnya. Ia mengklaim, kabupaten/kota di Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung bersama-sama berkomitmen mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti.
Herman sengaja mengunjungi Pasar Sentral Caringin Bandung pada Rabu untuk mengecek kondisi kotoran yang mulai menumpuk akibat berkurangnya pembuangan sampah di TPA Sarimukti. “Sampah paling banyak (di lingkungan pasar) ada di pasar induk Caringin, jadi saya cek dulu. Kalau Pasar Caringin bisa menangani, kami akan bantu pasar lain (di Bandung Raya),” ujarnya.
Sejak pekan lalu, Pemprov Jabar meminta kabupaten/kota Bandung Raya mengurangi sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti yang dikelola pemerintah provinsi. Herman mengatakan, pembatasan tersebut bertujuan agar TPA Sarimukti tidak penuh. Setiap harinya, sebanyak 1.750 ton sampah dikirim ke TPA Sarimukti dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung dengan jumlah pengiriman sampah sebanyak 267 kali pengiriman.
“Kapasitas Sarimukti hampir penuh, akan terlampaui pada akhir tahun ini. Dan tentunya hal ini tidak boleh terjadi karena pasti akan terjadi ledakan sampah di Bandung Raya,” kata Herman dalam keterangannya, Jumat pekan lalu.
Diakui Herman, pembatasan sampah ini merupakan solusi sementara agar TPA Sarimukti tetap bisa digunakan sambil menunggu selesainya TPPAS Legoknangka yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2028.
Ia meyakini penurunan tersebut bisa terjadi jika setiap daerah bisa mengolah sampah organik secara mandiri. “Utamanya untuk sampah pangan (organik), karena setengah dari 1.750 ton itu adalah sampah pangan atau organik,” ujarnya.
Secara terpisah, Satgas Provinsi Bandung Barat/Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, Pemprov telah menyiapkan rencana perluasan TPA Sarimukti, namun rencana tersebut baru bisa dimulai pada pertengahan tahun 2025.
“TPA Sarimukti saat ini kapasitasnya mencapai 1.200 persen dan diperkirakan akan habis kapasitasnya pada 8 November 2024 atau baru bulan depan. Kalau itu terjadi, sampahnya terpaksa kami buang ke tempat lain,” kata Dedi. penyataan.
Dedi mengatakan, sistem pengelolaan sampah di TPA Sarimukti masih berjalan normal sehingga jumlah sampah yang dibuang di setiap kawasan diperkirakan lebih banyak dari rekor sebelumnya. Kota Bandung misalnya, diduga membuang sampah sebanyak lebih dari 172 rubel per hari. “Diperkirakan jumlah sebenarnya bisa mencapai 200 jamaah, mungkin berasal dari sumber di luar Kota Bandung atau perorangan yang mengatasnamakan Kota Bandung,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Sopyan Hernadi mengatakan, Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan rencana aksi untuk mengurangi pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti. Kota Bandung diminta mengurangi pembuangan sampah dari 172 rubel per hari menjadi 140 rubel pada 1 Desember 2024.
“Kita menghadapi situasi yang sangat buruk dan kami telah mengusulkan berbagai strategi untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk perbaikan fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS,” kata Sopyan dalam keterangannya, Selasa.
Rencana aksi yang disiapkan antara lain perbaikan fasilitas pengolahan sampah organik untuk magotisasi di 151 RW dengan tujuan mengolah 350 kilo sampah per hari; menjalankan TPST baru di Tegalega dan Nyengseret; peningkatan pengolahan sampah menurut kelompok di supermarket, hotel, restoran, perkantoran dan tempat ibadah; kerjasama dengan Sesko TNI AD dalam pengelolaan sampah; menggunakan mesin motah untuk mempercepat pembuangan limbah.
“Jika seluruh fasilitas ini berjalan sesuai rencana, maka mampu mengolah 559 ton sampah per hari, dan hanya 20 persen sisanya yang dibuang ke TPA. Artinya, 447 ton atau setara 79 ton per hari dapat dikurangi dari sampah yang ditimbun. Sarimukti pada awal tahun 2026,” kata Sopyan.
Pilihan Redaksi: Gelar PhD HC Raffi Ahmad Tak Diakui, Dosen Unair Soroti Syarat dan Ketentuan.
Supriatna Gumilar, mantan Ketua NPCI Jawa Barat, menjadi tersangka kasus korupsi dana hibah. Politisi PDIP ikut terlibat. Baca selengkapnya
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin masih mengerjakan hari ke-4 pengunduran dirinya. Ada apa hari ini? Baca selengkapnya
Pimpinan PDIP siap mendepak Kevin sebagai kader dan anggota partai. Baca selengkapnya
Sebanyak 132 gempa, atau lebih tepatnya sebagian besar, terjadi pada kedalaman dangkal, yakni kurang dari 60 km
Kemungkinan hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di Jabar selama empat hari pada pekan ini. Baca selengkapnya
Informasi BMKG gempa yang sering terjadi di Jawa Barat
Pemprov DKI Jakarta akan memberlakukan tarif sampah rumah tangga pada Januari 2025. Tarifnya akan disesuaikan dengan biaya listrik. Baca selengkapnya
Pada Rabu pagi, 8 Oktober, Jateng berhasil menyingkirkan Jabar dari puncak klasemen perolehan medali Peparnas 2024.
Tari Jaipong berasal dari Jawa Barat. Tarian tradisional ini terkenal dengan gerakannya yang bertenaga. Inilah hakikat dan makna gerakan. Baca selengkapnya
Sebanyak 52 produsen telah menyiapkan dan melaksanakan rencana pengurangan limbah. Baca selengkapnya