NEWS24.CO.ID – Banyak yang berpendapat bahwa kematian RA Kartini pada 17 September 1904 disebabkan oleh preeklampsia pasca melahirkan, suatu komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya, apalagi di era kedokteran belum secanggih sekarang. Berikut penjelasan preeklamsia.

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan serius yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, lapor Mayo Clinic. Kondisi ini biasanya dimulai setelah minggu ke-20 kehamilan pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.

Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urin, yang menandakan kerusakan ginjal. Gejalanya seringkali tidak kentara dan sangat bervariasi, mulai dari sakit kepala parah dan gangguan penglihatan hingga nyeri perut bagian atas dan sesak napas.

Meskipun penambahan berat badan dan pembengkakan sering terjadi selama kehamilan, preeklampsia dapat menyebabkan pembengkakan mendadak, terutama pada wajah dan tangan, serta penambahan berat badan yang tidak normal. Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius bahkan bisa mengancam nyawa ibu dan bayinya.

Perawatan preeklamsia biasanya melibatkan pemantauan ketat dan penggunaan obat untuk menurunkan tekanan darah dan mengendalikan komplikasi. Dalam kasus yang lebih parah, persalinan dini mungkin disarankan untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Terkadang, preeklamsia bisa terjadi setelah melahirkan dan disebut preeklamsia pascapersalinan.

Meski penyebab pasti dari preeklamsia belum sepenuhnya dipahami, masalah pada plasenta, organ pemberi nutrisi pada janin, diduga memiliki peranan penting. Pembuluh darah yang kurang berkembang pada plasenta dapat mengganggu sirkulasi ibu dan menyebabkan tekanan darah tidak normal.

Beberapa faktor risiko meningkatkan kemungkinan terjadinya preeklampsia. Wanita yang pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, sedang mengandung banyak bayi, atau memiliki kondisi medis seperti tekanan darah tinggi kronis atau diabetes mempunyai risiko lebih tinggi. Risiko ini juga mungkin meningkat pada perempuan berkulit hitam atau perempuan berpenghasilan rendah, yang mungkin terkait dengan kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan dan ketidakadilan sosial.

Preeklamsia dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan yang serius. Misalnya, hambatan pertumbuhan janin dapat terjadi jika plasenta tidak menerima cukup darah. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, yang meningkatkan risiko bayi mengalami masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan keterlambatan perkembangan.

Komplikasi lain termasuk solusio plasenta, di mana plasenta terpisah dari dinding rahim, berpotensi menyebabkan pendarahan hebat, dan sindrom HELLP, suatu bentuk preeklamsia parah yang mempengaruhi banyak sistem organ, menurut laporan Klinik Cleveland.

Dalam kasus yang ekstrim, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklamsia, yang ditandai dengan kejang atau koma dan dapat terjadi tanpa peringatan. Organ-organ seperti ginjal, hati, atau jantung juga mungkin rusak, dan wanita dengan preeklamsia berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular di masa depan.

Karena preeklamsia merupakan suatu kondisi yang memerlukan penanganan segera, penting bagi wanita hamil untuk memeriksa tekanan darahnya secara rutin dan melaporkan gejala yang tidak biasa kepada penyedia layanan kesehatan. Penatalaksanaan yang tepat membantu mengurangi risiko komplikasi serius dan menjamin kesehatan ibu dan bayi.

Meninggalnya RA Kartini empat hari setelah kelahiran putranya menimbulkan pertanyaan banyak pihak. Pasalnya, Katini terlihat sangat sehat saat hamil dan melahirkan. Kematian mendadak Catini memicu kontroversi, spekulasi, dan kecurigaan negatif dari sebagian pihak.

Pilihan Editor: Tanda Akhir RA Kartini, Kematian dan Tempat Peristirahatan Terakhirnya di Rembang

Warga Palestina di Gaza utara berada di ambang kematian akibat serangan Israel, menurut UNRWA. Baca selengkapnya

Terapis fisik percaya bahwa latihan kekuatan adalah cara paling efektif untuk mencegah tekanan darah tinggi dan masalah jantung. Baca selengkapnya

ASA merilis panduan pencegahan stroke terkini pada Senin, 21 Oktober 2024, yang diterbitkan dalam jurnal Stroke. Ini ringkasannya. Baca selengkapnya

Lima pendaki ditemukan tewas di gunung Dhaulagiri Rusia, kata laporan Baca lebih lanjut

Ribuan orang terjebak di Jabaliya selama serangan Israel di Gaza utara. Baca selengkapnya

Kementerian Luar Negeri mengatakan para korban dan pelaku kematian warga Kamboja itu terkait dengan perjudian online. Baca selengkapnya

Marissa Hawke Curiga Apa Itu Sudden Death Syndrome (SDS) dan Apa Penyebabnya? Baca penjelasannya dibawah ini. Baca selengkapnya

Aktris Korea Selatan Park Ji-ah meninggal pada usia 52 tahun karena infark serebral atau stroke iskemik. Baca selengkapnya

Hizbullah Lebanon secara resmi mengumumkan kematian pemimpinnya selama tiga dekade, Hassan Nasrallah. Baca selengkapnya

WHO dan FAO mendorong tindakan di seluruh Indonesia untuk menghentikan kematian manusia akibat rabies. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *